Pengoptimalan Peran Desa Sebagai Pilar Swasembada Pangan
Petani menanam benih padi dengan mesin penanam di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Senin (25/12/2023). Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong petani untuk melakukan transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern untuk meningkatk-Mohamad Hamzah/foc.-ANTARA FOTO
Penting bagi Indonesia untuk tidak bergantung pada impor pangan dari luar. Dengan memanfaatkan potensi desa secara optimal, kebutuhan pangan dalam negeri dapat dipenuhi, tanpa harus bergantung pada negara lain.
Dalam mewujudkan swasembada pangan, pemerintah mendorong pemetaan potensi setiap daerah, terutama yang tertinggal. Melalui pemetaan ini, potensi lokal dapat dikembangkan secara lebih efektif dan terarah.
Pengembangan desa, melalui badan usaha milik desa (BUMDes) menjadi salah satu solusi untuk mempercepat pencapaian swasembada pangan. BUMDes dapat menjadi motor penggerak untuk meningkatkan perekonomian dan ketahanan pangan desa.
BACA JUGA:Ekonomi Rendah Emisi di Lahan Gambut
Melalui program-program itu, desa dapat menjadi pusat kemandirian ekonomi. Dengan sinergi yang baik, desa-desa di Indonesia dapat mempercepat pencapaian kemandirian pangan.
Hampir 73 persen penduduk Indonesia ada di desa. Artinya, ketika kita membangun desa, maka sesungguhnya kita membangun Indonesia.
Sejatinya desa memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan di Tanah Air karena lebih banyak penduduk Indonesia hidup dan bertempat tinggal di desa.
Transformasi pertanian
Pagu anggaran Kementerian Pertanian untuk 2025 telah ditetapkan sebesar Rp29,37 triliun, termasuk tambahan anggaran sebesar Rp21,47 triliun.
Anggaran itu akan digunakan, di antaranya untuk meningkatkan produksi padi dan jagung, optimalisasi lahan pertanian 350 ribu hektare di Papua Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan, menyiapkan benih unggul 150 ribu ton.
Lalu, pogram cetak sawah 750 ribu hektare di Papua Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan lainnya. Hingga penyediaan alat dan mesin pertanian prapanen sebanyak 1,14 juta unit dan pupuk bersubsidi 9,03 juta ton.
BACA JUGA:Generasi Z dalam Pusaran Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024
Selain itu, mengembangkan pertanian modern melalui pertanian milenial, dengan target tenaga pertanian modern kompeten sebanyak 65.170 orang.
Modernisasi pertanian melalui teknologi, seperti traktor otomatis, drone penyemprot pupuk, dan sistem irigasi pintar menjadi kunci peningkatan produksi desa menuju swasembada pangan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan modernisasi pertanian dapat mengurangi biaya produksi hingga 70 persen, meningkatkan efisiensi, dan mempercepat proses pertanian.