Kisah Haru Perawat Makam: Mengais Rezeki dari Rumah Orang Mati

Para perawat kubur di TPU Karet Pasar Baru Barat, Selasa (1/4/2025)--(ANTARA/Risky Syukur)
BELITONGEKSPRES.COM - Di tengah riuhnya Jakarta dengan gedung-gedung pencakar langit yang mendominasi cakrawala, ada satu sudut kota yang tetap sunyi, menyimpan kisah yang jarang disorot.
TPU Karet Pasar Baru Barat, tempat peristirahatan terakhir bagi ribuan jiwa, menjadi saksi bisu bagi mereka yang berziarah maupun yang mengabdikan hidupnya untuk merawat kuburan.
Siang itu, deretan batu nisan berkilau di bawah sinar matahari, sementara para peziarah datang silih berganti. Ada yang duduk termenung, ada yang berdoa dengan khusyuk, dan tak sedikit yang menangis melepas rindu.
Di antara mereka, sosok bersahaja dengan sapu lidi di tangan tampak sigap membersihkan dedaunan kering yang jatuh ke atas pusara, pada Selasa (1/4/2025).
BACA JUGA:Ekonom Prediksi Dampak Berat Tarif Impor AS Terhadap RI, Ini Solusi yang Disarankan
Dialah Dadang, pria paruh baya asal Karawang yang sudah lebih dari tiga dekade menghabiskan waktunya mengais rezeki sebagai perawat kuburan.
Setiap pekan, ia berangkat dari rumahnya dengan sepeda motor menuju TPU Karet Pasar Baru Barat. Hari Kamis ia datang, hari Minggu ia pulang. Rutinitas itu sudah menjadi bagian dari hidupnya sejak 1991.
Hidup di Antara Pusara
Tidak ada tempat menginap yang layak di TPU ini. Para perawat kuburan seperti Dadang kerap tidur di sela-sela makam atau berteduh di parkiran jika hujan turun.
Dengan pakaian lusuh yang penuh debu, mereka menghabiskan hari-hari dengan menyapu dedaunan, memangkas rumput liar, dan memastikan kuburan tetap terawat.
BACA JUGA:RI Siapkan 5 Jurus Hadapi Tarif Impor AS, Apa Langkahnya?
"Kalau ada yang datang, makam harus bersih. Orang yang sudah meninggal juga harus dihormati," ujar Dadang sembari mengusap keringat di dahinya.
Dulu, pekerjaan Dadang bukan hanya merawat kuburan, tetapi juga menggali liang lahat. Namun kini, tugas itu telah diambil alih oleh Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.
Meski begitu, perannya sebagai perawat kuburan tetap dibutuhkan. Bersama beberapa rekannya, Dadang bertanggung jawab atas sekitar 50 makam yang dipercayakan kepadanya.