Bulog: Serapan Gabah Sesuai HPP, Jawa Timur Dorong Kemandirian Pangan
Direktur SDM dan Umum Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto bersama Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, Plt Kajati Jatim Setiawan Budi Cahyono, Bupati Ngawi Ony Anwar Harso-Bulog Kanwil Jatim-ANTARA/HO
BELITONGEKSPRES.COM - Momentum panen raya serentak di Jawa Timur menjadi bukti nyata bahwa provinsi ini memegang peranan penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Dengan cakupan 37 kabupaten dan kota, panen yang dipusatkan di Kabupaten Ngawi ini menandai komitmen kuat semua pihak, terutama Bulog, dalam memastikan hasil panen petani terserap secara optimal sesuai dengan harga pembelian pemerintah sebesar Rp6500 per kilogram gabah kering panen.
Direktur SDM dan Umum Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto menyatakan bahwa kualitas gabah tahun ini di Ngawi cukup menggembirakan. Dengan kadar air rata rata 25 persen, gabah hasil panen dinilai berkualitas tinggi. Para petani pun mendapatkan harga beli sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya menjaga nilai tukar petani dalam rantai produksi pangan.
“Petani di Ngawi menerima harga sesuai HPP dan rendemennya diprediksi tinggi. Ini langkah penting untuk menjaga keseimbangan produksi dan kesejahteraan petani,” ujar Sudarsono.
BACA JUGA:Tarif Impor Trump Ancam Stabilitas Ekonomi Global
BACA JUGA:INDEF Beberkan Lima Kunci Akselerasi Swasembada Pangan Pasca Panen Raya
Jawa Timur pun tampil sebagai model keberhasilan pertanian berkelanjutan. Sebuah tren menarik muncul di kalangan petani yaitu pergeseran dari pupuk kimia ke pupuk organik. Meski hasilnya belum sepenuhnya optimal di awal, pola tanam ini diyakini akan menghasilkan lonjakan produktivitas dalam dua hingga tiga musim mendatang.
“Pupuk organik mulai menunjukkan dampaknya di tahun kedua. Lahan makin subur, hasil makin tinggi. Ini bisa jadi contoh nasional,” tambahnya.
Dengan peran strategisnya, Jawa Timur menyumbang 17,44 persen dari total produksi padi nasional. Tahun 2024 saja, provinsi ini mencatat luas panen 1,61 juta hektare menghasilkan lebih dari 9,2 juta ton GKG atau setara 5,35 juta ton beras.
Bulog pun siap menampung seluruh hasil panen. Menurut Pimpinan Wilayah Bulog Jatim Langgeng Wisnu A, ketersediaan gudang masih mencukupi. Bahkan jika kapasitas penuh, gabah dari Jatim akan didistribusikan ke wilayah wilayah defisit seperti Indonesia timur.
“Jatim surplus, jadi kami siapkan distribusi ke daerah lain yang kekurangan. Gudang aman, distribusi juga didukung penuh kantor pusat,” ujarnya.
Selain menjamin harga dan distribusi, Bulog juga mengupayakan efisiensi logistik pascapanen. Akses dari sawah ke jalan utama ditingkatkan dan penggunaan alat panen modern seperti combine harvester membantu menjaga mutu gabah tetap optimal.
Acara panen raya ini turut dihadiri sejumlah tokoh penting mulai dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Dewan Pengawas Perum Bulog, hingga jajaran Forkopimda dan pejabat Kementerian Pertanian.
Dukungan penuh dari seluruh elemen ini menunjukkan bahwa kemandirian pangan bukan hanya ambisi pemerintah tetapi komitmen kolektif seluruh bangsa. (antara)