INDEF Beberkan Lima Kunci Akselerasi Swasembada Pangan Pasca Panen Raya
Tangkapan layar -:Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri kegiatan panen raya serentak 14 provinsi dari Majalengka, Provinsi Jawa Barat, Senin (7/4/2025)-Livia Kristianti-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Panen raya yang berlangsung di 14 provinsi dan lebih dari 150 kabupaten/kota menjadi tonggak penting dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional. Namun, panen melimpah saja tidak cukup. Dibutuhkan pendekatan strategis dari hulu ke hilir agar ketahanan pangan bukan hanya slogan, tapi realita yang kokoh dan berkelanjutan.
Direktur Eksekutif INDEF, Esther Sri Astuti, menekankan bahwa keberhasilan program swasembada pangan sebagaimana dicita-citakan dalam Astacita Presiden Prabowo, tidak hanya ditentukan oleh jumlah produksi. “Yang utama adalah bagaimana produksi itu mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, tanpa kekurangan, tanpa lonjakan harga,” ujarnya saat dihubungi dari Jakarta, Senin.
Esther menyampaikan lima aspek penting yang perlu segera diperkuat untuk mendukung ekosistem pangan yang mandiri: infrastruktur pertanian yang tangguh, ketersediaan faktor produksi berkualitas, kebijakan yang berpihak pada petani, saluran pemasaran yang efisien dan adil, serta alternatif penghidupan tambahan bagi petani agar kesejahteraan mereka terjamin.
Menurutnya, persoalan mendasar seperti akses terhadap benih unggul, pupuk berkualitas, hingga pelatihan teknis modern untuk petani harus dipenuhi terlebih dahulu. Di sisi lain, rantai distribusi hasil pertanian juga perlu dibenahi agar petani tidak lagi terjebak permainan harga oleh tengkulak.
BACA JUGA:Hadapi Tarif Impor AS, Prabowo Kirim Tim Lobi Tingkat Tinggi ke Washington
BACA JUGA:Serapan Gabah Melonjak 2.000 Persen, Stok Beras Nasional Tembus 2,4 Juta Ton
“Marketing channel perlu dibenahi. Kita perlu pastikan hasil panen bisa sampai ke konsumen tanpa distorsi harga yang merugikan petani,” tambahnya.
Senada dengan itu, Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungannya ke panen raya di Majalengka, menyampaikan penghargaan mendalam atas kontribusi petani. Ia menegaskan, tanpa petani dan pangan, kedaulatan negara tidak mungkin tercapai. “Tanpa pangan, tidak ada negara. Tidak ada NKRI,” tegasnya.
Presiden juga menyambut baik keberhasilan beberapa daerah seperti Ngawi, Jawa Timur yang mampu meningkatkan produktivitas padi meski dengan pupuk yang lebih minim. Inovasi semacam ini, menurutnya, harus diperluas dan diuji coba di berbagai wilayah. “Tujuannya, kita bisa bikin pupuk sendiri di kampung kita sendiri,” ujarnya.
Swasembada pangan bukan sekadar soal panen besar, tapi tentang bagaimana negara hadir untuk mendukung petani dari proses tanam hingga produk sampai ke meja makan rakyat. Maka, membangun kedaulatan pangan berarti membangun kesejahteraan petani, membenahi sistem, dan memperkuat fondasi ekonomi desa. (antara)