Serapan Gabah Melonjak 2.000 Persen, Stok Beras Nasional Tembus 2,4 Juta Ton

Presiden Prabowo Subianto (kanan) didampingi Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (kiri), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kedua kiri) memanen padi menggunakan combine harvester pada Panen Raya Nasional di Desa Randegan Wetan, Majalengka-Humas Kementan-ANTARA/HO

BELITONGEKSPRES.COM - Transformasi sektor pertanian Indonesia kini mulai menunjukkan dampak nyata. Di tengah upaya menuju swasembada pangan, kolaborasi lintas kementerian dan lembaga memperlihatkan hasil signifikan. Salah satu pencapaian terbaru adalah peningkatan drastis dalam serapan gabah petani oleh Perum Bulog, yang melonjak hingga 2.000 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa volume serapan gabah kering panen (GKP) kini mencapai 800.000 ton, dibandingkan hanya sekitar 35.000 ton pada periode sebelumnya. Angka ini mencerminkan percepatan manajemen logistik hasil panen yang lebih strategis dan terorganisir.

“Gudang-gudang Bulog sudah penuh, sampai kami harus sewa tambahan kapasitas hingga 750 ribu ton. Ini mencerminkan antusiasme kerja seluruh jajaran,” ungkap Amran dalam panen raya serentak yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto, Senin 7 Maret di Majalengka, Jawa Barat.

Stok beras nasional di gudang Bulog kini telah menyentuh 2,4 juta ton dan diprediksi menembus 3 juta ton di akhir April 2025 angka tertinggi dalam dua dekade terakhir. Lonjakan ini bukan semata hasil panen, melainkan buah dari sinergi antara kebijakan pemerintah pusat, intervensi harga (HPP), dan sistem distribusi yang makin solid.

BACA JUGA:BI Siapkan Strategi Stabilkan Rupiah di Tengah Tekanan Global

BACA JUGA:Rupiah Sempat Sentuh Level Rp17.000 per Dollar AS, Ini 7 Faktor yang Mempengaruhinya

Amran menyoroti peran besar Komisaris Utama Bulog dan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, yang juga menjabat Ketua Dewan Pengawas Bulog, dalam mengawal ketat jalur distribusi dan penyerapan.

Presiden Prabowo pun menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan dan konsistensi Menteri Pertanian yang kerap turun langsung ke lapangan, memastikan eksekusi kebijakan tidak berhenti di tataran administratif.

“Beliau ini selalu di sawah. Hari ini di Kalbar, besok di Merauke. Inilah contoh pemimpin yang benar-benar hadir bagi petani,” kata Presiden di depan para petani peserta panen raya di 14 provinsi.

Lebih dari sekadar panen, program besar pemerintah juga sedang berjalan: pembangunan dan normalisasi jaringan irigasi seluas dua juta hektare bersama Kementerian PUPR. Proyek ini disebut sebagai fondasi strategis menuju kemandirian pangan jangka panjang.

Jika disatukan, semua langkah ini menggambarkan bahwa sistem pertanian nasional tak lagi berjalan sendiri-sendiri. Di bawah pengawasan langsung kepala negara dan sinergi kementerian, Indonesia mulai menata ulang pondasi pertaniannya dari benih hingga distribusi, dari kebijakan hingga gudang logistik.

“Dengan kerja keras dan keikhlasan, saya yakin kita bisa wujudkan mimpi besar: menjadi lumbung pangan dunia,” tutup Amran penuh optimisme. (antara)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan