Generasi Z dalam Pusaran Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024
Petugas Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Disdukcapil) mengarahkan posisi seorang pelajar saat jemput bola perekaman ktp elektronik untuk pemilih pemula di Aula SMAN 6, Malang, Jawa Timur, Selasa (15/10/2024). Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengejar ta-ARI BOWO SUCIPTO-ANTARA FOTO
Pesta demokrasi tahap kedua, pesta rakyat Indonesia setelah pemilihan presiden dan wakil presiden pada Februari lalu, kini tinggal menghitung hari.
Perhelatan yang akan berlangsung pada 27 November 2024 itu akan memilih kepala daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dan diharapkan membawa harapan akan masa depan yang lebih baik.
Tak hanya sekadar memilih pemimpin lokal, Pilkada serentak tahun ini juga menjadi momen penting bagi Generasi Z, yang kini mulai memasuki pusaran politik sebagai pemilih pemula.
Generasi muda ini memiliki antusiasme dan pandangan baru yang dapat mengarahkan kebijakan pembangunan menuju inovasi dan keterbukaan, seiring dengan harapan untuk masa depan yang lebih cerah.
Kebijakan pembangunan yang ditetapkan oleh para pemimpin terpilih diharapkan dapat membuka peluang seluas-luasnya bagi masyarakat, terutama bagi Generasi Z (Gen Z) sebagai pemilih pemula.
BACA JUGA:Melawan Judol Dengan Mengenali Faktor Pemicu
Dalam era politik yang semakin digital, peran Gen Z sebagai pemilih pemula cukup penting. Di tangan mereka lah terpilihnya seorang kepala daerah ditentukan, karena sekitar 40 persen pemilih yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) adalah Gen Z yang berusia kurang dari 27 tahun.
Meski belum pernah memilih (mencoblos) dan mendapatkan sosialisasi secara masif dari berbagai pihak terkait, Gen Z memiliki cara sendiri untuk tahu lebih banyak tentang pemilihan kepala daerah.
Mereka memanfaatkan platform digital yang mereka anggap lebih praktis, bahkan mudah diakses.
Sebagai pemilih pemula yang jumlahnya tidak sedikit, mereka juga tidak hanya menerima apa yang mereka terima (dalam bentuk kampanye), mereka mencari informasi dengan kritis melalui berbagai media, apalagi generasi Z merupakan generasi paling terampil dalam penggunaan teknologi digital.
BACA JUGA:Mewujudkan Pilkada Berintegritas
Hanya saja, mereka juga harus mendapatkan pendampingan, baik dari orang tua, guru agar mampu membedakan informasi yang valid dan hoaks yang dapat mempengaruhi pemikiran mereka dalam menentukan pilihannya.
Literasi digital untuk Gen Z
Kepekaan terhadap informasi yang beredar di media sosial dan kemampuan mereka untuk mengidentifikasi hoaks menjadi kunci dalam membuat keputusan politik yang tepat dalam memilih calon kepala daerah.
Dalam Pilkada serentak 2024, literasi digital bagi Gen Z memegang peran penting, mengingat derasnya arus informasi yang bisa memengaruhi pilihan mereka.