Bantah Isu Mundur, Sri Mulyani Pastikan Komitmen Mengelola Keuangan Negara

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan pada acara Konferensi Pers Hasil Lelang SUN di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Selasa (18/3/2025)-Salman Toyibi-Jawa Pos

BELITONGEKSPRES.COM - Penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 18 Maret memunculkan berbagai spekulasi, termasuk isu pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Kabar ini disebut-sebut sebagai salah satu faktor yang mendorong pelemahan pasar saham.

Namun, Sri Mulyani dengan tegas membantah isu tersebut dan menegaskan komitmennya dalam menjalankan tugas sebagai bendahara negara. Dalam konferensi pers di Direktorat Jenderal Pajak (DJP), ia menekankan bahwa dirinya tetap bertanggung jawab atas pengelolaan APBN serta menjaga stabilitas keuangan negara.

“Saya tegaskan, saya ada di sini, berdiri dan tidak mundur. Saya mengelola APBN bersama tim Kemenkeu untuk memastikan keuangan negara tetap kuat,” ujarnya.

Menkeu juga menyoroti pentingnya profesionalisme dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan investasi pemerintah, Danantara. Ia menegaskan bahwa transparansi dan akuntabilitas menjadi prinsip utama dalam memastikan kepercayaan publik terhadap sektor tersebut.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IHSG

BACA JUGA:Jaga Stabilitas Harga: SGN Siapkan 43.000 Ton Gula Lewat Pasar Murah

BACA JUGA:Kemenhub Pastikan Kesiapan Trasportasi Udara Jelang Lebaran, 404 Pesawat Siap Beroperasi

Selain isu dalam negeri, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti beberapa faktor eksternal yang turut mempengaruhi pergerakan IHSG. Salah satunya adalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) di Amerika Serikat, yang menjadi perhatian investor global. Selain itu, keputusan Bank Indonesia terkait kebijakan moneter juga menjadi faktor yang dinanti pasar.

Airlangga menilai bahwa fluktuasi IHSG merupakan bagian dari dinamika pasar saham yang wajar dan bukan indikasi dari ketidakstabilan ekonomi nasional. Ia mencontohkan bahwa fenomena serupa juga terjadi di pasar saham negara lain dalam beberapa minggu terakhir.

“Tentu ada saham-saham yang mengalami koreksi karena laporan keuangan atau informasi yang dirilis ke publik. Ini adalah bagian dari siklus pasar yang normal,” jelasnya.

Ia juga membandingkan situasi ini dengan periode pandemi COVID-19, di mana Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menerapkan kebijakan trading halt guna mencegah volatilitas ekstrem di pasar saham. Menurutnya, tindakan tersebut merupakan mekanisme standar dalam menjaga stabilitas pasar.

BACA JUGA:Kementan Kembangkan Padi Organik untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan

BACA JUGA:Mengenal Trading Halt dan Dampaknya di Pasar Saham

Sebagai bentuk dukungan terhadap stabilitas pasar, pimpinan DPR turut hadir di BEI guna meyakinkan investor bahwa pemerintah dan otoritas terkait bekerja untuk menjaga kepercayaan pasar. Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menegaskan bahwa langkah-langkah yang diambil pemerintah bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan pasar secepat mungkin.

“Kami akan mendukung langkah-langkah strategis pemerintah agar IHSG dapat kembali pulih,” ujarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan