BPI Danantara Diluncurkan, Prabowo Alokasikan Rp 326 Triliun dari Efisiensi Anggaran

Kantor Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara di Jl.RP. Soeroso, Menteng, Jakarta--(ANTARA/Muhammad Heriyanto/am)

BELITONGEKSPRES.COM - Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan meresmikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada Senin, 24 Februari. Peluncuran ini menandai langkah besar pemerintah dalam mengelola dana investasi strategis untuk memperkuat ekonomi nasional.

"Dana Investasi Indonesia yang saya beri nama Danantara akan resmi diluncurkan pada 24 Februari," ungkap Prabowo saat memberikan pidato politiknya di perayaan HUT ke-17 Partai Gerindra, Minggu 23 Februari.

Sebagai bentuk komitmen terhadap efisiensi anggaran, Prabowo berencana mengalokasikan sekitar Rp 326 triliun atau setara dengan USD 20 miliar (dengan asumsi kurs Rp 16.310) ke dalam dana ini. 

Anggaran tersebut merupakan hasil penghematan dari tiga putaran efisiensi yang menghasilkan total penghematan mencapai USD 44 miliar atau sekitar Rp 750 triliun.

BACA JUGA:Kemnaker dan BGN Kolaborasi Ciptakan Lapangan Kerja Lewat Program MBG

BACA JUGA:Menteri PKP Sebut Pemerintah Komitmen Tingkatan Standar Kualitas Rumah Subsidi

Rinciannya, sekitar USD 24 miliar dialokasikan untuk mendanai program makan bergizi gratis, sementara sisa USD 20 miliar akan diinvestasikan melalui BPI Danantara untuk memperkuat ekonomi jangka panjang.

“Dana USD 24 miliar memang saya gunakan untuk kebutuhan mendesak, yaitu program makan bergizi. Tapi sisanya, USD 20 miliar, tidak akan dipakai melainkan diinvestasikan lewat Danantara,” jelas Prabowo.

Presiden Prabowo juga menegaskan bahwa nama Danantara ia pilih sendiri, yang memiliki arti “Daya Anagata Nusantara” atau “kekuatan masa depan Indonesia”. Ia menegaskan bahwa Danantara dirancang menjadi pilar kekuatan ekonomi yang harus dijaga bersama oleh seluruh elemen bangsa.

Sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas, Prabowo mengusulkan agar semua presiden sebelumnya ikut terlibat dalam mengawasi pengelolaan dana tersebut. "Saya ingin semua presiden sebelum saya berkenan menjadi pengawas dalam dana ini," tambahnya.

Langkah ini diharapkan menjadi fondasi baru bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, memperkuat ketahanan fiskal, dan membuka peluang investasi strategis untuk masa depan. (jawapos)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan