Kuping Trump
Dahlan Iskan--
BACA JUGA:PWI Pusat
Atau sudah memperhatikan. Tapi penembak jitu masih harus menunggu dulu sampai Thomas in action. Harus hati-hati. Agar penembak jitu tidak disalahkan di kemudian hari.
Tepat ketika akhirnya melepaskan tembakan sudah telat. Mungkin hanya telat satu kedipan. Lima tembakan telanjur dilakukan oleh Thomas. Dua plus tiga peluru.
Atau bersamaan. Saat penembak gila menembak, penembak jitu juga menembak. Karena itu tembakan Thomas sedikit berubah arah. Hanya mengenai telinga.
Atau Trump yang memang lagi bejo. Saat peluru mendesing posisi Trump lagi menoleh ke arah kiri.
Ternyata penting: saat pidato seringlah mengalihkan pandangan. Toleh kanan. Depan. Toleh kiri. Kalau saja Trump hanya bisa pidato sambil membaca teks wajahnya akan terpaku ke depan. Kening Trump yang terkena peluru.
BACA JUGA:Drama Juga
Posisi atap gedung Agr yang di sebelah kiri itulah yang membuat satu korban tewas adalah orang yang duduk di deretan kanan Trump.
Peluru yang tidak mengenai Trump nyasar ke korban. Demikian juga dua orang yang terluka serius. Keduanya adalah orang yang duduk di deretan kiri podium. Tembakan Thomas tidak sampai ke Trump. Peluru lebih dulu mengenai dua orang itu.
Saat Trump lagi meringkuk di panggung itulah info baru masuk ke petugas yang melindungi Trump: si penembak sudah dilumpuhkan. Keadaan dinyatakan sudah aman. Trump harus dibawa meninggalkan lokasi.
Info lainnya juga masuk. Kendaraan yang akan membawa Trump sudah siap. Sekeliling kendaraan juga sudah dinyatakan aman.
BACA JUGA:Ide Terakhir
Maka petugas bergegas membantu Trump bangkit. "Sepatu. Sepatu," sela Trump. Rupanya dalam proses penyelamatan itu sepatu Trump terlepas.
Keamanan capres Amerika begitu rentannya, padahal tidak ada capres yang sampai masuk gorong-gorong.