Ramadhan Mewujudkan Ekonomi Madani di Indonesia

Ilustrasi - Bupati Murung Raya, Heriyus bersama Wakil Bupati, Rahmanto Muhidin saat meninjau lapak UMKM di Pasar Ramadhan di depan Masjid Agung Al-Istiqlal Kota Puruk Cahu, Selasa (4/3/2025)-Supriadi- ANTARA
JAKARTA - Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain sebagai bulan penuh berkah dan pengampunan, Ramadhan juga membawa dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi.
Di Indonesia, negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Ramadhan menjadi momentum yang sangat potensial untuk mewujudkan ekonomi madani. Ekonomi madani sendiri mengacu pada sistem ekonomi yang adil, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan umat.
Ekonomi madani adalah sistem ekonomi yang berlandaskan pada nilai-nilai sosial dan moral, yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga pada pemerataan dan keadilan sosial.
Dalam perspektif Islam, ekonomi madani mengutamakan kesejahteraan umat, yang tercermin dalam praktik zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
BACA JUGA:Hanafi, Perawat Warisan Intelektual Sukarno-pastor Belanda di Ende
Ekonomi madani di Indonesia dapat diwujudkan dengan melibatkan semua elemen masyarakat dalam upaya menciptakan kesejahteraan bersama. Bulan Ramadan menjadi momen yang sangat relevan untuk mendorong partisipasi sosial, mengingat umat Islam sangat dianjurkan untuk bersedekah, berzakat, dan berwakaf selama bulan suci ini.
Dari sudut pandang ekonomi makro, Ramadan berpotensi meningkatkan daya beli masyarakat, khususnya menjelang Hari Raya Idul Fitri. Meskipun ada potensi inflasi akibat lonjakan konsumsi, Ramadhan juga memberikan peluang bagi perekonomian lokal untuk berkembang, terutama dalam sektor perdagangan barang dan jasa.
Untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat, kebijakan fiskal dan moneter yang tepat dari pemerintah menjadi kunci. Dimana hal ini sejalan dengan prioritas sistem ekonomi madani yang mengutamakan keadilan, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan umat
Sedangkan apabila dikaji dari teori kesejahteraan, konsep ekonomi madani ini menekankan pentingnya distribusi kekayaan yang merata dan pemerataan kesejahteraan. Selama Ramadhan, dengan meningkatnya zakat, infak, dan sedekah, ada potensi besar untuk mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dan kurang mampu. Kesejahteraan sosial dapat tercapai ketika distribusi kekayaan dilakukan secara adil, yang juga menjadi prinsip utama dalam ekonomi madani.
BACA JUGA:Membangun Ekonomi Syariah yang Inklusif dan Terbuka di Indonesia
Membahas ekonomi madani juga sangat berkaitan dengan teori Ekonomi Islam yang sangat relevan dalam pembahasan ini. Beberapa prinsip utama dalam ekonomi Islam yang mendukung terciptanya ekonomi madani antara lain larangan riba; zakat, infaq dan sedekah; serta wakaf.
Dalam ekonomi Islam, riba (bunga) dianggap sebagai praktik yang merugikan karena mengarah pada ketidakadilan. Oleh karena itu, ekonomi Islam menekankan pada transaksi yang adil dan saling menguntungkan, yang selaras dengan prinsip keadilan sosial yang terdapat dalam ekonomi madani.
Salah satu prinsip utama dalam ekonomi Islam adalah kewajiban membayar zakat, yang berfungsi untuk mengurangi kesenjangan sosial. Selama bulan Ramadhan, pembayaran zakat fitrah meningkat, yang memberikan dampak langsung dalam pemerataan kesejahteraan di masyarakat.
Wakaf merupakan praktik yang sangat dianjurkan dalam Islam. Wakaf dapat digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan sosial, seperti pembangunan masjid, sekolah, rumah sakit, dan lain-lain. Ini merupakan bentuk investasi sosial yang berkelanjutan, sejalan dengan prinsip ekonomi madani yang mengutamakan keberlanjutan.