Prabowo Terbang ke Malaysia, Silaturahmi dengan Anwar Ibrahim Sekaligus Bahas Tarif Impor AS

Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke luar negeri-Galih Pradipta-Antara

BELITONGEKSPRES.COM - Presiden terpilih Prabowo Subianto terbang ke Kuala Lumpur pada Minggu 6 April siang. Agenda utamanya? Silaturahmi Idulfitri dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. Tapi ternyata, kunjungan ini punya nuansa diplomatik yang lebih dalam.

Prabowo berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma sekitar pukul 14.27 WIB dengan Pesawat Kepresidenan. Setibanya di Malaysia, ia langsung menuju kediaman resmi PM Anwar di Seri Perdana, Putrajaya.

Menurut Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, pertemuan ini berlangsung hangat. "Pak Presiden sangat menghormati PM Anwar sebagai pemimpin senior ASEAN, sekaligus sahabat lama," kata Teddy.

Tapi di balik suasana Lebaran, ada isu serius yang ikut dibahas: tarif impor dari Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump baru saja mengumumkan kebijakan baru soal tarif yang bikin 'deg-degan' banyak negara.

BACA JUGA:Nafkah Terhenti 8 Bulan, Alasan Lisa Mariana Bongkar Hubungan dengan Ridwan Kamil?

BACA JUGA:Pemudik Kembali ke Jakarta, Kemenko Polkam Pastikan Berjalan Lancar dan Kondusif

Indonesia termasuk yang kena dampak—bahkan tarifnya naik jadi 32%! Negara-negara ASEAN lain juga ikut kena: Malaysia 24%, Vietnam 46%, Filipina 17%, dan lainnya.

Sebelum kunjungan ini, Prabowo dan PM Anwar juga udah ngobrol via telepon bareng beberapa pemimpin ASEAN lain seperti Presiden Filipina, Raja Brunei, dan PM Singapura. Topiknya? Strategi bareng buat merespons kebijakan Trump.

Menurut Anwar, para menteri ekonomi ASEAN bakal ketemuan minggu depan buat bahas langkah-langkah lanjutnya. Jadi, ASEAN nggak mau tinggal diam.

Menurut laporan resmi, Prabowo telah menyiapkan tiga pendekatan utama:

  1. Memperluas mitra dagang di luar pasar tradisional,
  2. Mempercepat hilirisasi sumber daya alam dalam negeri,
  3. Memperkuat ketahanan konsumsi domestik untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Dengan pendekatan ini, Indonesia berupaya tidak hanya merespons tekanan, tetapi juga memperkuat posisi dalam rantai pasok global dan mempererat kerja sama intra-ASEAN.

Diplomasi di Putrajaya menjadi awal dari langkah panjang Indonesia di era baru perdagangan global. Di tengah tantangan eksternal, strategi Prabowo tak hanya bertumpu pada dalam negeri, tapi juga pada solidaritas regional. (beritasatu)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan