Nissan Pindahkan Produksi ke AS, Hindari Tarif Impor Trump yang Bikin Pusing

Nissan Pindahkan Produksi ke AS, Hindari Tarif Impor Trump yang Bikin Pusing-- (AP Photo/Shuji Kajiyama)
BELITONGEKSPRES.COM - Kebijakan tarif impor dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bikin sejumlah produsen mobil harus putar otak—termasuk Nissan.
Kabar terbaru, raksasa otomotif asal Jepang ini lagi mempertimbangkan buat mindahin sebagian produksi mobil ke AS. Bukan tanpa alasan, langkah ini jadi strategi buat hindari beban tarif yang makin bikin pusing.
Dilansir dari Nikkei, Sabtu (5/4/2025) Nissan berencana mulai mengurangi produksi mobil di Fukuoka, Jepang, musim panas tahun ini. Fokus utamanya? Model SUV andalan mereka, Nissan Rogue, yang memang jadi primadona di pasar Amerika.
Nah, supaya nggak makin rugi gara-gara biaya ekspor yang melonjak, perakitan Nissan Rogue sebagian bakal dialihkan ke AS. FYI, saat ini Rogue diproduksi di dua tempat: Fukuoka dan Tennessee, Amerika. Jadi, langkah ini nggak terlalu mengejutkan, tapi tetap berdampak besar.
BACA JUGA:DPR Minta Pemerintah Jaga UMKM di Tengah Kebijakan Tarif Impor AS
BACA JUGA:Tarif 32 Persen dari AS Berpotensi Tekan Surplus Dagang Indonesia
Bukan cuma itu, sebelumnya Nissan juga udah berhenti nerima pesanan dari AS untuk dua model SUV Infiniti yang dibuat di Meksiko. Lagi-lagi karena efek tarif baru dari Trump yang bikin operasi di pabrik patungan jadi kurang menguntungkan.
Meski ada penyesuaian, Nissan tetap akan pertahankan dua shift produksi di pabrik Tennessee, setelah sebelumnya sempat rencana potong jadi satu shift aja. Ini artinya, Nissan siap serius berbenah di pasar AS tanpa harus terlalu bergantung pada ekspor dari Jepang.
Buat gambaran, sekitar 16% dari total 920 ribu unit mobil yang dijual Nissan di AS tahun lalu dikirim langsung dari Jepang. Kalau rencana relokasi ini jalan terus, jelas bakal ngaruh ke rantai pasok dan pemasok lokal di Jepang.
Jadi, buat kamu yang suka otomotif atau lagi ngintip-ngintip kabar pabrikan besar dunia, ini bisa jadi sinyal bahwa peta produksi mobil global bisa berubah, dan Amerika siap jadi pusat baru Nissan buat jangka panjang. ***