Jokowi Bantah Beras Langka Gegara Bansos, 'Tidak Ada Hubungannya!'

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memberikan pernyataan mengenai dugaan kelangkaan beras yang disebabkan oleh bantuan sosial (bansos).--

BELITONGEKSPRES.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memberikan pernyataan mengenai dugaan kelangkaan beras yang disebabkan oleh bantuan sosial (bansos).

Jokowi menegaskan bahwa kelangkaan beras tidak ada hubungannya dengan program bansos yang baru-baru ini ditekankan oleh pemerintah.

"Tidak ada keterkaitan sama sekali, tidak ada keterkaitan sama sekali dengan bantuan beras dalam program bansos," kata Jokowi saat memeriksa ketersediaan stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang pada hari Kamis, 15 Februari 2024.

Menurut Jokowi, sebaliknya, bantuan sosial dalam bentuk beras bertujuan untuk menjaga stabilitas harga di pasaran dengan mengatur ketersediaan pasokan dan permintaan. "Jika tidak, harga akan melonjak, ini tentang ketersediaan pasokan dan permintaan. Pasokan disediakan dan didistribusikan dengan baik, sehingga harga terkendali," jelasnya.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo, sebelumnya juga menegaskan bahwa kelangkaan beras di pasar tidak ada hubungannya dengan program bansos. Arief menjelaskan bahwa melalui program bansos, negara hadir untuk menjaga stabilitas harga pangan dan daya beli masyarakat.

BACA JUGA:Menkominfo Sebut Kritik Pemilu Boleh, Asal Jangan Sebar Fitnah!

BACA JUGA:Timnas AMIN Minta Masyarakat Tunggu Hasil Real Count Pemilu 2024

"Bansos tidak berdampak pada harga beras. Tetapi program ini penting bagi negara," ujarnya.

Arief mengungkapkan bahwa saat ini bantuan pangan beras sementara waktu dihentikan sebagai penghormatan terhadap proses pemilihan umum (Pemilu). "Bansos beras pemerintah telah dihentikan sementara pada tanggal 8-14 Februari sebagai penghormatan terhadap Pemilu yang sedang berlangsung tahun ini. Namun, program bansos ini tidak berpengaruh pada masalah kelangkaan beras," jelasnya.

Sementara itu, kelangkaan beras medium dan premium membuat masyarakat kesulitan. Di sejumlah toko swalayan, stok beras premium terbatas dan harganya melonjak tinggi. Misalnya, di Alfamart dan Indomaret, harga beras premium ukuran 5 kg dijual dengan harga Rp 80.000 - Rp 90.000.

Kenaikan harga ini menjadi masalah bagi ibu rumah tangga seperti Florentina, yang biasanya membeli 3-4 bungkus beras premium 5 kg setiap bulan. "Saya biasanya membeli 3-4 bungkus beras 5 kg setiap bulan, tetapi karena stok kosong dan harganya mahal, saya agak bingung. 

Saya tidak bisa mengurangi persediaan beras di rumah, jadi akhirnya mencari beras dengan kualitas yang lebih rendah," kata warga Jl. Diklat Pemda, Bojong Nangka, Kelapa Dua, Tangerang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan