Microsoft dan Perplexity AI Bersaing Akuisisi TikTok untuk Hindari Larangan Beroperasi di AS

Ilustrasi TikTok-Istimewa-Dok TikTok

BELITOGEKSPRES.COM - Microsoft kembali menjadi sorotan dalam upaya penyelamatan TikTok di Amerika Serikat. Mantan Presiden Donald Trump mengungkapkan bahwa selain Microsoft, ada sejumlah perusahaan lain yang berminat untuk mengakuisisi platform media sosial asal Tiongkok itu. 

Langkah ini diharapkan dapat membantu TikTok menghindari potensi larangan operasional yang diperkirakan berlaku pada April 2024.

Trump menyebut bahwa persaingan dalam penawaran akuisisi akan menghasilkan kesepakatan terbaik. Ia sebelumnya memperpanjang batas waktu untuk ByteDance, induk TikTok, hingga 4 April 2024 untuk menemukan pembeli baru di AS. Hal ini memberikan waktu tambahan selama 75 hari untuk negosiasi dan penyelesaian proses akuisisi.

Salah satu pihak yang menunjukkan minat dalam akuisisi ini adalah startup kecerdasan buatan Perplexity AI, yang telah mengajukan proposal kepada ByteDance. Proposal tersebut memungkinkan pemerintah AS memiliki hingga 50% kepemilikan dalam entitas baru hasil penggabungan bisnis TikTok di AS dengan Perplexity AI. 

BACA JUGA:Oracle dan Microsoft Bernegosiasi untuk Akuisisi TikTok di Tengah Larangan Operasional di AS

BACA JUGA:Minggu Pertama Kepemimpinan Trump, Industri Kripto Raih Keuntungan Signifikan

Selain itu, beberapa tokoh seperti miliarder Frank McCourt dan mantan Menteri Keuangan Steven Mnuchin juga secara terbuka menyatakan ketertarikan terhadap potensi akuisisi TikTok.

ByteDance, yang sebelumnya menolak opsi divestasi penuh, kini mulai membuka peluang kerja sama dengan pemerintah AS. 

Ketua General Atlantic, Bill Ford, yang juga merupakan anggota dewan ByteDance, menegaskan bahwa perusahaan tengah mencari solusi yang memungkinkan TikTok tetap beroperasi tanpa harus kehilangan kendali sepenuhnya. 

Sikap pemerintah Tiongkok juga mulai melunak terkait potensi divestasi sebagian, meski awalnya bersikap tegas menolak.

Sementara itu, Microsoft kembali menjadi kandidat utama dalam proses ini. Perusahaan teknologi raksasa tersebut sebelumnya pernah bermitra dengan Walmart untuk mengajukan penawaran akuisisi TikTok selama masa pemerintahan Trump. Namun, upaya itu gagal. CEO Microsoft Satya Nadella bahkan menyebut pengalaman tersebut sebagai salah satu hal paling aneh dalam kariernya.

Masalah keamanan nasional menjadi salah satu alasan utama pemerintah AS menekan ByteDance untuk melepaskan kepemilikannya atas TikTok. Dengan lebih dari 170 juta pengguna di AS, aplikasi ini dianggap memiliki potensi manipulasi data yang dapat mengancam kepentingan negara. 

BACA JUGA:OJK Tekankan Keterlibatan CISO untuk Melindungi Bank dari Ancaman Siber

BACA JUGA:Adopsi iOS 18 Capai 68 Persen, Apple Fokus pada Teknologi AI Generatif

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan