Bapanas Sebut Program SPHP 2025 Fokus pada 3 Komoditas Pangan Strategis

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi (kiri)-Humas Bapanas-ANTARA/HO

BELITONGEKSPRES.COM - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bahwa Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pada tahun 2025 akan fokus pada tiga komoditas pangan pokok strategis, yaitu beras, jagung pakan, dan kedelai. 

Program ini bertujuan untuk mengendalikan fluktuasi harga pangan demi menjaga ketahanan pangan dan mencukupi kebutuhan masyarakat.

Dalam penjelasannya, Arief menyampaikan bahwa selain beras, yang menjadi fokus utama sejak awal, SPHP juga akan melibatkan jagung pakan dan kedelai. Hal ini sejalan dengan langkah pemerintah untuk memperluas cakupan stabilisasi pangan, yang sebelumnya terbatas pada beras.

"Program SPHP yang diajukan oleh Bapak Menko Pangan (Zulkifli Hasan) telah disetujui oleh Presiden Prabowo. Tujuannya untuk mengoptimalkan penyaluran, tidak hanya pada beras, tapi juga pada jagung pakan dan kedelai," jelas Arief dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

BACA JUGA:Sri Mulyani Pastikan Sampo dan Sabun Bebas dari Kenaikan PPN 12 Persen

BACA JUGA:Penerapan PPN Barang Mewah Dinilai Sebagai Sistem Perpajakan yang Lebih Adil

Eskalasi Program SPHP di 2025

Program SPHP 2025 dirancang dengan eskalasi yang lebih besar, baik dari sisi komoditas pangan yang akan disasar maupun target distribusinya. Arief mengungkapkan bahwa hal ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam mengendalikan fluktuasi harga pangan melalui intervensi pasar. 

Pada tahun 2025, program ini akan dilaksanakan oleh Perum Bulog yang ditugaskan oleh Bapanas, dengan target distribusi beras sebanyak 1,5 juta ton, jagung pakan 250 ribu ton, dan kedelai 100 ribu ton.

"Ini adalah langkah penting yang harus dilakukan seiring dengan peningkatan produksi pangan dalam negeri. Dengan akselerasi produksi pangan yang direncanakan, pemerintah akan memastikan ketersediaan pasokan pangan pada tahap pascapanen," jelas Arief.

Stok pangan yang disalurkan melalui program ini akan mengutamakan cadangan pangan pemerintah yang berasal dari hasil panen dalam negeri. Pemerintah juga akan memastikan BUMN pangan menyerap hasil panen petani untuk disalurkan ke berbagai sektor pasar, termasuk peternak dan produsen, guna menjaga stabilitas pangan di seluruh Indonesia.

Program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) beras telah dilaksanakan sejak 2022 dan memberikan dampak signifikan. 

BACA JUGA:Ekonom Sebut PPN 12 Persen untuk Barang Mewah Tingkatkan Pendapatan Negara Secara Signifikan

BACA JUGA:Ekonom: Kenaikan PPN untuk Barang Mewah Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Pada tahun 2022, sebanyak 1,3 juta ton beras telah disalurkan, sementara pada 2023, angka ini mencapai 1,196 juta ton, melampaui target yang ditetapkan. Hingga akhir Desember 2024, realisasi distribusi beras telah mencapai 1,399 juta ton, hampir mencapai target tahunan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan