Bapanas Sebut Program SPHP 2025 Fokus pada 3 Komoditas Pangan Strategis
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi (kiri)-Humas Bapanas-ANTARA/HO
Arief juga menekankan pentingnya menjaga harga beras, karena setiap kenaikan harga beras sebesar 10 persen dapat memicu inflasi sebesar 0,34 persen. Oleh karena itu, program-program intervensi seperti SPHP perlu terus diperluas dan diperkuat untuk menekan dampak inflasi yang tidak diinginkan.
SPHP Jagung dan Kedelai
Selain beras, program SPHP juga telah dilaksanakan untuk komoditas lain, seperti jagung pakan, yang sejak November 2023 disalurkan kepada peternak mandiri yang mengalami kesulitan memperoleh jagung pakan dengan harga yang wajar. Sebanyak 303 ribu ton jagung pakan dengan harga Rp 5.000 per kilogram telah berhasil disalurkan untuk membantu sektor peternakan unggas.
Sedangkan untuk kedelai, program SPHP bertujuan untuk memfasilitasi hubungan antara petani kedelai dan pelaku usaha kedelai.
BACA JUGA:Apindo: Kolaborasi Pemerintah dan Pengusaha Dibutuhkan untuk Merancang Aturan PPN
BACA JUGA:Presiden Prabowo Setujui Bantuan Beras 10 Kilogram untuk 6 Bulan di 2025
Dalam hal ini, kedelai dari petani di Pati, Jawa Tengah telah didistribusikan ke sejumlah koperasi produsen tahu tempe di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Bandung, Kabupaten Bogor, dan Klaten. Penyerapan juga dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan perusahaan swasta.
Dengan program SPHP yang terus berkembang, pemerintah berkomitmen untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan di pasar, demi tercapainya ketahanan pangan yang lebih baik di tahun 2025. (ant)