BELITONGEKSPRES.COM - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat adanya peningkatan signifikan dalam investasi sektor minyak dan gas di Indonesia sejak tahun 2021. Tren ini berdampak positif terhadap banyak penemuan sumber daya migas di dalam negeri.
Wakil Kepala SKK Migas, Shinta Damayanti, menjelaskan bahwa investasi eksplorasi mengalami lonjakan dari 0,6 miliar dolar AS (sekitar Rp9,42 triliun) pada tahun 2021 menjadi 0,9 miliar dolar AS (sekitar Rp14,13 triliun) di tahun 2023, mencatat peningkatan sebesar 50 persen.
"Dua tahun terakhir, Indonesia berhasil menemukan sejumlah cadangan migas, termasuk penemuan besar di Geng North dan Layaran-1 pada tahun 2023," tuturnya.
Shinta, yang juga menjabat sebagai Tenaga Ahli Komisi Pengawas Menteri ESDM, menargetkan peningkatan nilai investasi hingga 1,8 miliar dolar AS (sekitar Rp28,26 triliun) pada tahun ini. Dia menjelaskan bahwa keberhasilan eksplorasi saat ini merupakan hasil kerja keras yang dimulai enam tahun lalu, tepatnya sejak tahun 2018. Pada periode tersebut, kegiatan seperti G&G days, pengumpulan data vintage, dan pemodelan basin telah dilaksanakan.
BACA JUGA:PLN Indonesia Power Perkuat Peran dalam Transisi Energi Terbarukan Menuju NZE 2060
BACA JUGA:BI Siapkan Langkah Strategis untuk Perkuat Stabilitas Ekonomi dan Pertumbuhan Berkelanjutan
Lebih lanjut, Shinta menyoroti bahwa portofolio eksplorasi baru yang muncul pada tahun 2022 akhirnya membawa pada penemuan besar di tahun 2023.
Untuk mengoptimalkan hasil eksplorasi, Ahmad Najihal Amal, VP Exploration Technical Excellence and Coordination Pertamina Hulu Energi, mengungkapkan bahwa strategi mereka berfokus pada eksplorasi yang masif dan agresif, dengan tiga poin utama.
Ketiga fokus tersebut meliputi proyek offshore di Sulawesi Tengah, kemitraan strategis dengan perusahaan minyak internasional (IOC), dan penetapan target eksplorasi yang agresif, didukung oleh pengembangan sumber daya manusia, sistem analisis data, serta teknologi canggih. (ant)