Mengurai Jerat Judi 'Online' yang Memelaratkan

Selasa 30 Jul 2024 - 21:25 WIB
Oleh: Anom Prihantoro

"Termasuk juga aliran dananya, seperti yang disampaikan oleh Bang Natsir (Koordinator Kelompok Humas PPATK) itu banyak yang di luar negeri, di negara-negara Asia Tenggara," kata Usman.

BACA JUGA:Menyiapkan Sejak Dini Generasi Pintar Mengelola Uang

Meski begitu, Kominfo memiliki tiga mekanisme dalam melakukan pemberantasan judi daring.

Pertama, melalui sistem identifikasi otomatis. Kedua, patroli siber yang dilakukan oleh manusia dengan tiga giliran (shift) kerja, dan ketiga, laporan dari masyarakat juga turut membantu dalam menangani judi daring.

Pemerintah juga melakukan sosialisasi ke komunitas dan sekolah-sekolah serta berkolaborasi dengan TNI/ Polri.

OJK pun meminta perbankan untuk melakukan profiling nasabah dan menutup rekening yang terkait dengan judi online. Data tersebut dikirim ke sistem administrasi bernama SIGAP, memungkinkan antarbank bertukar data terkait rekening judi online.

Pendekatan psikologis

Undi nasib daring dianggap sebagai permainan mengasyikkan dan membuat ketagihan banyak orang dan terus membawa masalah. Pendekatan psikologis menjadi bagian penting dalam menanggulangi judi online.

BACA JUGA:MPLS dan Membangun Budaya Sains pada Siswa

Terkait "pesona" judi online, Bagus Riyono menjelaskan soal Teori Skinner yaitu tentang penguatan atau Operant Conditioning.

Menurut teori tersebut, bandar judi memanfaatkan ekspektasi tinggi dari para pejudi, yang sering kali berakhir dengan kerugian besar.

Judi online memiliki penguat berupa iming-iming insentif menantang yang menimbulkan ekspektasi. Meskipun sejatinya peluang menang judi itu kecil, ekspektasi hasil yang besar itu kerap digunakan sebagai daya tarik untuk memanipulasi para korban.

"Proses memanipulasi ekspektasi ini yang dimanfaatkan para bandar kepada pejudi," kata Bagus. Harapan untuk menang besar sering kali berbanding terbalik dengan kenyataan, menyebabkan banyak korban terjerumus dalam jerat judi online.

Orang yang bermain judi biasanya memiliki ambisi kuat untuk menang. Ambisi ini sering kali dimanfaatkan oleh bandar judi. Yang kerap terjadi, harapan besar pejudi malah berakhir dengan kekecewaan.

Dari Skinners Theory of Reinforcement, proses memanipulasi ekspektasi ini yang dimanfaatkan para bandar kepada pejudi," kata dia.

BACA JUGA:Memahami Penyelesaian Sengketa dan Penanganan Pelanggaran Pilkada

Kategori :