PPATK Catat Perputaran Transaksi Judi Online Selama 2024 Capai Rp359 Triliun

BELITONGEKSPRES.COM - Perputaran transaksi judi online (judol) di Indonesia masih menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. 

Data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat bahwa pada kuartal IV 2024, Perputaran transaksi judol mencapai Rp 359 triliun, dengan frekuensi transaksi sebanyak 209 juta kali.

Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, mengungkapkan bahwa mayoritas pemain judi online berasal dari kelompok usia produktif, yaitu 21–50 tahun, yang mencakup hingga 92 persen dari total pemain. 

Lebih mencemaskan, banyak di antara mereka memiliki penghasilan di bawah Rp 1 juta per bulan, dengan 70 persen dari pendapatannya digunakan untuk berjudi.

Pemblokiran 15 Ribu Rekening

Dalam upaya menekan aktivitas judol, PPATK berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan berbagai kementerian. Sejauh ini, sebanyak 15 ribu rekening yang terindikasi terlibat dalam transaksi judol telah diblokir.

BACA JUGA:Menaker Yassierli: THR bagi Pengemudi Ojol dalam Tahap Finalisasi Regulasi

BACA JUGA:Hasto Kembali Dipanggil KPK, PDIP Minta di Tunda Karena Alasan Pengajuan Praperadilan Lagi

Namun, Ivan menegaskan bahwa meskipun upaya pemblokiran terus dilakukan, pencegahan paling efektif tetap berasal dari lingkungan keluarga. Selama masih ada permintaan tinggi terhadap judi online, pasar untuk praktik ilegal ini akan terus terbuka. 

"Perkembangan telekomunikasi yang pesat juga menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pemberantasan," ujarnya.

Aliran Dana ke Luar Negeri Capai Rp 28 Triliun

Selain berdampak di dalam negeri, PPATK juga mengungkapkan bahwa aliran dana dari transaksi judi online mengalir ke luar negeri dalam jumlah besar. 

Sepanjang 2024, tercatat dana sebesar Rp 28 triliun mengalir keluar negeri dengan modus investasi kripto. Hal ini semakin menegaskan urgensi untuk meningkatkan regulasi dan pengawasan dalam menekan laju judi online di Indonesia. (jawapos)