Harga Emas Berpeluang Tembus USD 3.200, Dampak Tarif Trump Kian Terasa

JAKARTA, BELITONGEKSPRES.COM - Harga emas dunia makin panas! Para ekonom memperkirakan logam mulia ini bisa menembus level USD 3.200 per troy ons dalam waktu dekat.

Salah satu pemicunya? Kebijakan tarif impor tinggi yang baru saja diterapkan Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan presiden Donald Trump.

Ekonom dan pengamat mata uang, Ibrahim Assuabi, menilai kebijakan "tarif timbal balik" Trump bukan hanya memicu gejolak di pasar perdagangan global, tetapi juga mendorong kenaikan harga emas sebagai aset lindung nilai.

"Harga emas pagi ini sempat menyentuh USD 3.180 per troy ons. Artinya, besar kemungkinan minggu depan kita bakal lihat angka USD 3.200. Faktor utamanya? Gejolak geopolitik dan kebijakan tarif AS yang makin agresif," ujar Ibrahim, dilansir dari Antara, Kamis (3/4/2025).

BACA JUGA:AS Kenakan Tarif Impor Indonesia Naik 32 Persen, Apa Dampaknya?

Tarif Impor Tinggi, Pasar Global Bergejolak

Mulai 9 April 2025, AS resmi menaikkan tarif impor untuk sejumlah negara. China dikenakan tarif 34 persen, Vietnam 46 persen, Taiwan 32 persen, Korea Selatan 25 persen, Uni Eropa 20 persen, Swiss 31 persen, dan Indonesia 32 persen.

Tarif tinggi ini membuat barang-barang dari negara-negara tersebut lebih mahal di pasar AS, memicu reaksi keras dari pelaku bisnis dan investor. Dampaknya, nilai tukar rupiah pun tertekan dan pasar keuangan Indonesia berpotensi mengalami gejolak.

Rupiah Bisa Melemah, IHSG Berisiko Terkoreksi

Ibrahim juga memperingatkan bahwa kebijakan ini bisa menekan nilai tukar rupiah hingga menyentuh Rp16.900 per dolar AS, dengan kemungkinan menembus Rp17.000 dalam waktu dekat.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan turun 2-3 persen akibat ketidakpastian global yang meningkat.

BACA JUGA:Daftar Harga BBM 2025 Turun Serentak! Shell, BP, dan Vivo Ikuti Jejak Pertamina

"Investor cenderung mengamankan aset mereka ke instrumen yang lebih stabil, seperti emas. Ini yang membuat harga emas terus naik dan bisa mencapai rekor baru dalam beberapa hari ke depan," tambahnya.

Strategi Indonesia Hadapi Perang Dagang