Retret Kepala Daerah 2025: Menyelaraskan Visi Presiden

Gladi kotor pelantikan kepala daerah se-Indonesia di Kawasan Monas, Jakarta, Selasa 18 Februari 2025--(ANTARA/HO-Istimewa)

JAKARTA – Pertemuan antara Presiden dan kepala daerah memang sudah menjadi agenda rutin dalam setiap pemerintahan. Biasanya, interaksi ini berlangsung dalam format Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas), seperti yang terakhir digelar pada 7 November 2024 di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Namun, pada 2025 ini, pola komunikasi antara Presiden dan kepala daerah akan mengalami perubahan. Pemerintah berencana menggelar pembekalan atau retret khusus bagi kepala daerah di Akademi Militer (Akmil) selama beberapa hari.

Konsep retret ini menyerupai orientasi bagi siswa baru—mengenalkan para kepala daerah dengan lebih dekat terhadap dinamika pemerintahan pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Tidak hanya itu, retret ini juga diharapkan menjadi ajang penyesuaian dan harmonisasi kebijakan antara pusat dan daerah.

Kepala daerah yang akan mengikuti pembekalan ini bukanlah sembarangan, karena mereka adalah pemimpin terpilih dalam Pilkada 2024, baik yang baru pertama kali menjabat maupun petahana.

Pembekalan tersebut direncanakan berlangsung pada 21-28 Februari 2025, setelah pelantikan serentak pada 20 Februari 2025. Diperkirakan sekitar 481 bupati dan wali kota, serta 33 gubernur, akan hadir di kompleks militer untuk mengikuti kegiatan ini.

BACA JUGA:Belajar Sejarah Negara di Asia untuk Antisipasi Dampak #KaburAjaDulu

Sebelumnya, pemerintah pusat telah menggelar retret serupa untuk anggota kabinet, mulai dari menteri hingga kepala lembaga. Namun, pembekalan untuk lebih dari 500 kepala daerah ini tentu lebih menantang karena mereka terpilih melalui proses demokratis oleh rakyat, bukan atas kehendak Presiden.

Meski demikian, pemerintah daerah tetap berperan sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat, dan kepala daerah yang terpilih harus menjadi penggerak utama dalam menerapkan program-program pemerintah pusat di wilayah mereka.

Fondasi bagi Kemajuan

Dalam 100 hari kerja pertama, Presiden Prabowo telah meluncurkan dua dari delapan "Program Hasil Terbaik Cepat" sesuai dengan misinya. Dua program tersebut adalah Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG), yang diluncurkan berturut-turut sesuai dengan Visi dan Misi Prabowo-Gibran yang telah disusun sejak masa kampanye Pilpres 2024.

Ke depannya, program berikutnya yang akan diluncurkan adalah peningkatan produktivitas lahan pertanian dengan konsep lumbung pangan di tingkat desa, daerah, dan nasional. Visi besar dari program ini adalah mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam hal pangan.

BACA JUGA:Sawah Pokok Murah ala Djoni untuk Kesejahteraan Petani

Namun, program MBG masih menghadapi tantangan di lapangan. Penerapan program ini dilakukan secara bertahap, sehingga belum mencakup seluruh wilayah Indonesia. Di sisi lain, peran pemerintah daerah, terutama kepala daerah, sangat penting dalam memastikan kelancaran implementasi MBG yang menargetkan 80 juta penerima manfaat, mulai dari siswa pra-sekolah hingga SMA.

Program CKG pun masih dalam tahap penyempurnaan, terhalang oleh kendala di fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, keberhasilan eksekusi kedua program ini sangat bergantung pada peran serta kepala daerah dalam mewujudkan tujuan-tujuan tersebut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan