Pemerintah Larang Impor 4 Komoditas Pangan, Zulkifli Hasan: Langkah Menuju Swasembada Pangan

Kamis 16 Jan 2025 - 14:31 WIB
Reporter : Erry Frayudi
Editor : Erry Frayudi

BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengungkapkan bahwa pemerintah telah memberlakukan kebijakan larangan impor untuk empat komoditas pangan utama, yakni beras, jagung, gula, dan garam. Kebijakan ini diambil untuk mendukung upaya Indonesia menuju swasembada pangan.

"Pada tahun ini, pemerintah sudah melarang impor untuk komoditas pangan penting seperti beras, jagung, gula, dan garam," ungkap Zulhas dalam acara Tanwir 1 Aisyiyah di Jakarta, Kamis.

Zulhas berharap kebijakan ini menjadi langkah awal dalam mewujudkan cita-cita Indonesia untuk mandiri dalam sektor pangan, mengingat potensi besar yang dimiliki oleh negara ini. 

Salah satu strategi yang dijalankan untuk mencapainya adalah dengan memperkuat petani lokal melalui berbagai inisiatif, seperti penyuluhan, dukungan finansial, perbaikan regulasi, distribusi bibit unggul, dan penguatan rantai pasok pangan.

BACA JUGA:Mendag Budi Santoso: Inovasi Desain Produk Kunci Daya Saing Indonesia di Pasar Global

BACA JUGA:Menko Airlangga Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Berada di Jalur Positif

Ia memberikan contoh konkret terkait distribusi pupuk, yang sebelumnya dinilai rumit dan menghambat akses petani. Kini, pemerintah telah menyederhanakan sistem distribusi untuk memastikan petani dapat dengan mudah memperoleh pupuk yang dibutuhkan.

Zulhas juga mengajak penggerak Aisyiyah untuk turut serta dalam gerakan peningkatan ketahanan pangan Indonesia. Ia menyebutkan bahwa meskipun petani dan kelompok masyarakat miskin masih memerlukan bantuan, tujuan akhirnya adalah agar mereka tidak bergantung pada bantuan yang terus-menerus, karena hal ini justru menghambat kemajuan Indonesia dalam mencapai kemerdekaan ekonomi.

Selain itu, Zulhas menyampaikan keprihatinan terkait penguasaan bahan pangan penting seperti kedelai, yang kini dikuasai oleh satu pihak, terutama dalam produksi tahu dan tempe, makanan pokok masyarakat Indonesia. 

"Bagaimana kita bisa berbicara tentang kedaulatan jika kita bergantung pada satu pihak untuk makan sehari-hari? Ini baru soal makanan, belum ekonomi dan teknologi lainnya. Ini yang harus kita perbaiki," tegasnya.

BACA JUGA:Mentan Amran Pastikan Distribusi Pupuk Berjalan Lancar Tanpa ada Keluhan

BACA JUGA:BPS: Efek Kenaikan UMR Terhadap Tingkat Kemiskinan Akan Terlihat di Maret 2025

Mengenai Program Makan Bergizi Gratis, Zulhas menilai bahwa untuk mendukung keberlangsungan program tersebut, penting untuk meningkatkan kemampuan penyediaan bahan pangan, termasuk beras, sayur, dan protein hewani. 

Ia mengajak Aisyiyah untuk aktif terlibat dalam usaha mencapainya, sekaligus berkontribusi pada swasembada pangan. (ant)

Kategori :