Di Hadapan Ekonom, Prabowo Yakinkan Masa Depan Indonesia Cerah
Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri panen raya padi di Desa Randegan Wetan, Ligung, Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4/2025)-Cahyo -Biro Pers Sekretariat Presiden
BELITONGEKSPRES.COM - Presiden Prabowo Subianto akhirnya menyampaikan langsung arah kebijakan ekonominya kepada para investor dan ekonom dalam pertemuan strategis di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa 8 April. Dalam kesempatan ini, Prabowo menekankan pentingnya membangun kepercayaan publik melalui komunikasi terbuka dan pendekatan berbasis bukti.
Prabowo mengakui bahwa selama ini pemerintah cenderung minim komunikasi dengan pelaku pasar. “Saya dulu percaya bahwa bukti nyata lebih penting dari pernyataan. Tapi di zaman sekarang, pemimpin harus mampu menjelaskan langkahnya secara terbuka,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa visi pembangunan ekonomi yang digagasnya berakar pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, dengan tekad untuk menghapus kelaparan dan ketimpangan sosial di negeri yang telah merdeka selama 80 tahun. Strategi pembangunan pun diarahkan untuk mencapai kemandirian pangan, energi, dan pengelolaan air tiga pilar penting dalam menghadapi gejolak global.
Menghadapi Ketidakpastian Global dengan Ekonomi Mandiri
BACA JUGA:Pemerintah Siapkan 2.000 Rumah Subsidi untuk Pengemudi Ojek Online
BACA JUGA:Prabowo Tekankan Swasembada sebagai Strategi Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global
Prabowo menyampaikan keprihatinannya atas meningkatnya proteksionisme global, terutama akibat kebijakan tarif tinggi oleh Amerika Serikat. Ia menilai, guncangan seperti ini membuktikan perlunya Indonesia membangun ekonomi yang tangguh dan mandiri. “Sudah lama para pendiri bangsa mengingatkan agar kita tidak bergantung pada kekuatan asing. Kini saatnya berdikari,” tegasnya.
Di hadapan investor, ia menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia punya masa depan cerah. “Saya bertemu petani, mereka bahagia karena hasil panen meningkat. Ini bukti bahwa arah kita sudah benar,” ungkap Prabowo.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti potensi ekonomi kelautan sebagai sumber penciptaan lapangan kerja. Pemerintah akan membuka 40 ribu hektare kawasan budidaya ikan dan udang di pesisir utara Jawa, yang diproyeksikan menyerap ratusan ribu tenaga kerja. “Dunia butuh protein, dan kita punya salah satu garis pantai terpanjang di dunia,” jelasnya.
Memaksimalkan Potensi Pasar Domestik
Prabowo menyatakan bahwa jika pasar ekspor terganggu akibat kebijakan negara mitra, Indonesia siap mengandalkan kekuatan pasar domestiknya. Sebagai contoh, kebutuhan seragam untuk 50 juta pelajar di Indonesia menunjukkan potensi besar industri tekstil lokal.
BACA JUGA:Luhut Nilai Tarif AS Bukan Ancaman Semata, Justru Peluang Reposisi Ekonomi RI
BACA JUGA:Menaker Yassierli: Kemnaker Harus Berbenah Hadapi Ketidakpastian Ekonomi
Menanggapi Realitas Global
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan bahwa eskalasi ketidakpastian global, termasuk akibat kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump, meningkatkan risiko resesi dunia. Namun, ia memastikan bahwa ekonomi Indonesia tetap relatif stabil, dengan probabilitas resesi hanya 5 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti perubahan drastis lanskap global. Menurutnya, lembaga keuangan internasional seperti IMF dan WTO kini semakin kehilangan peran karena krisis kepercayaan dari negara-negara besar. “Kini, hampir semua negara mementingkan kepentingan domestik mereka. Kita pun harus waspada, tapi tidak panik,” ujarnya.
Dorongan dari Dunia Usaha
Pelaku usaha juga angkat bicara. Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani meminta pemerintah berhati-hati dalam negosiasi tarif agar tidak merugikan industri lokal. Sementara investor Budi Khidmat menyarankan agar struktur bursa saham Indonesia tidak terlalu bertumpu pada sektor perbankan, dan mulai membuka ruang lebih luas bagi perusahaan teknologi seperti AI.