Relawan Bakti BUMN Bangkitkan Pesona Likupang

Relawan bakti BUMN Batch VI membuat tempat sampah di Pantaai Paal, Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut (18/8/2024). ANTARA/Nancy L Tigauw.--

Matahari pagi menghangatkan antusiasme  Relawan Bakti BUMN Batch VI. Dengan semangat membara dan kebersamaan yang tinggi,  para relawan  berbaris rapat di pantai berpasir putih, Pantai Paal,  di kawasan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Dengan suara menggema mereka serentak berteriak "Likupang...., Torang Punya, Torang Bisa!". Pekikan para relawan itu meluncur ke udara dan kemudian menghunjam menjadi energi positif mereka untuk menjalani kegiatan di Likupang. Mereka optimistis  bisa berkontribusi untuk perubahan Likupang lebih baik, lebih maju

Yel-yel itu menjadi pengingat bagi setiap relawan bahwa mereka ada di sana bukan hanya untuk mengabdi, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa Likupang adalah milik mereka semua, dan bersama-sama bisa menjadikannya lebih baik. Para relawan mulai bertugas. Mereka siap memberikan yang terbaik untuk Likupang dan masyarakatnya.

Annisa Fitriyani misalnya, seorang wanita muda asal Lampung, telah lama menyimpan mimpi untuk berkontribusi lebih bagi Indonesia. Ia bekerja di PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Jakarta, sebuah perusahaan yang dikenal memiliki misi memberdayakan masyarakat melalui pembiayaan usaha mikro.

BACA JUGA:Menjernihkan Pemahaman Tentang Kontrasepsi di PP 28/2024

Hati Annisa tidak hanya terpaut pada pekerjaannya sehari-hari, tapi ada panggilan jiwa yang lebih besar yang selalu bergemuruh di dalam dirinya, yakni keinginan untuk berbuat lebih banyak bagi mereka yang membutuhkan.

Oleh karena itu, ketika Annisa mendengar tentang Program Relawan Bakti BUMN (RBB), wajahnya langsung berbinar. Hal ini adalah kesempatan yang selama ini dia cari.

Kesempatan untuk membantu sesama dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah ia kumpulkan di PNM, tampkanya telah tiba. Tapi jalan menuju impiannya itu ternyata tidak mudah. Annisa harus melewati serangkaian seleksi yang sangat ketat. Seleksi demi seleksi, Annisa terus melaju, didorong oleh tekad yang tak pernah pudar.

Tantangan terbesar datang ketika Annisa harus memilih penempatan, dari semua pilihan yang tersedia, satu tempat menarik perhatiannya yakni Likupang, sebuah daerah yang telah ditetapkan sebagai salah satu Daerah Super Prioritas (DSP) oleh pemerintah Indonesia.

BACA JUGA:Hari Kemerdekaan jadi Pengingat untuk Terus Majukan Diplomasi RI

Sebelum memilih lokasi penempatan, ia memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang berbagai daerah yang bisa menjadi tempat pengabdiannya. Setelah melakukan riset yang mendalam, ada satu nama yang terus memanggilnya yakni Likupang.

Likupang adalah wilayah yang sedang dibangun untuk menjadi destinasi wisata kelas dunia. Di balik itu semua, Annisa melihat adanya peluang untuk membantu masyarakat lokal yang masih membutuhkan banyak dukungan.

Keputusan untuk memilih Likupang bukanlah keputusan yang mudah. Annisa tahu bahwa tantangan yang akan dihadapinya di sana jauh lebih besar dibandingkan dengan tempat lain.

Awalnya, Annisa hanya mendengar sekilas tentang tempat ini. Semakin dia mencari tahu, semakin ia terpesona. Likupang, yang berada di Sulawesi Utara, ternyata menyimpan kekayaan alam yang tak kalah indah dari destinasi wisata internasional.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan