Dunia Harus Sadar Ajakan Israel akan Perparah Kelaparan di Gaza
Asap membubung setelah rentetan serangan Israel menghantam gedung pusat pelatihan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), di Khan Yunis, Gaza, Rabu (24/1/2024). ANTARA/Anadolu/tm/am--
Seperti diketahui, UNRWA adalah badan PBB yang membantu mengatasi permasalahan dan pembangunan dari para pengungsi Palestina.
UNRWA mempekerjakan hingga 30.000 orang, sebagian besar adalah pengungsi Palestina (yang tentu saja, tanah airnya telah direnggut oleh Israel)
Mandat dari UNRWA mencakup penyediaan bantuan pendidikan, kesehatan, serta layanan sosial kepada pengungsi di lima daerah, yaitu Yordania, Lebano, Suriah, Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Terkejut
Pernyataan dari UNRWA dalam laman resminya menyatakan sangat terkejut melihat penangguhan dana sebagai reaksi terhadap tuduhan terhadap sekelompok kecil staf, terutama mengingat tindakan segera yang diambil UNRWA dengan mengakhiri kontrak mereka dan meminta penyelidikan independen yang transparan.
BACA JUGA:Menjadi Pelajar Pancasila yang Kepo Itu Harus!
BACA JUGA:Pemilu 2024 atau Pemilu Milenial
UNRWA mengemukakan bahwa Kantor Layanan Pengawasan Internal PBB (OIOS), otoritas investigasi tertinggi dalam sistem PBB, telah menangani masalah yang sangat serius ini.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa UNRWA adalah lembaga kemanusiaan utama di Gaza, dengan lebih dari 2 juta orang bergantung pada lembaga tersebut untuk kelangsungan hidup mereka.
"Banyak yang kelaparan karena jam terus berdetak menuju bencana kelaparan yang akan datang. Badan ini mengelola tempat penampungan bagi lebih dari 1 juta orang dan menyediakan makanan serta layanan kesehatan dasar bahkan saat puncak pertikaian," lanjutnya.
UNRWA menyatakan bahwa akan sangat tidak bertanggung jawab jika memberikan sanksi kepada suatu badan dan seluruh komunitas yang dilayaninya karena tuduhan tindakan kriminal terhadap beberapa individu, terutama pada saat terjadi perang, pengungsian dan krisis politik di wilayah tersebut.
Terungkap dalam pernyataan itu bahwa sebenarnya UNRWA telah membagikan daftar seluruh stafnya dengan negara tuan rumah setiap tahun, termasuk Israel. UNRWA menyatakan tidak pernah menerima kekhawatiran apa pun mengenai anggota staf tertentu, termasuk dari Israel.
Untuk itu, UNRWA mendesak negara-negara yang telah menangguhkan pendanaan mereka untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka sebelum UNRWA terpaksa menunda respons kemanusiaannya.
Prihatin dan marah
Sejumlah lembaga kemanusiaan di berbagai penjuru dunia juga telah mempertanyakan keputusan pemerintah sejumlah negara yang begitu saja menangguhkan pendanaan bagi UNRWA.