Urgensi Peningkatan Literasi Dasar di Indonesia
Tangkapan layar-Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti dalam acara bertajuk “Pak Menteri Ngariung bersama Tokoh Bahasa, Sastra dan Literasi” di Jakarta Timur pada Jumat malam (8/11/2024). -Hana Kinarina-ANTARA
Ketiga, perlu penilaian berkala dan intervensi dini mengenai penilaian keterampilan membaca harus dilakukan secara berkala, dimulai dari tahun pertama sekolah dasar. Misalnya, tes sederhana untuk mengenal huruf dan suara dapat membantu mengidentifikasi siswa yang membutuhkan intervensi dini.
BACA JUGA:Mengajak Anak Muda Melek Digital Mengawal Pilkada
Keempat, perlu penguatan anggaran pendidikan. Dengan anggaran pendidikan yang sudah besar, perlu alokasi khusus untuk program literasi. Sebagai contoh, dana Rp10 triliun dapat dialokasikan untuk pelatihan guru, pengadaan buku berbasis fonik, dan pengembangan aplikasi literasi digital.
Kelima, perlu kolaborasi internasional dan teknologi. Teknologi dapat menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan literasi. Pemerintah Indonesia dapat bekerja sama dengan sejumlah organisasi internasional, seperti UNESCO atau UNICEF, untuk mengembangkan aplikasi berbasis fonik yang dapat diakses oleh para siswa di seluruh pelosok negeri.
Keenam, perlu kampanye kesadaran masyarakat. Literasi dasar harus menjadi isu nasional yang melibatkan orang tua dan komunitas. Program seperti "Gerakan Membaca 15 Menit per Hari" dapat meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya membaca bagi anak, sejak dini.
Investasi dalam literasi dasar memiliki dampak jangka panjang yang signifikan. Sebuah laporan UNESCO menunjukkan bahwa peningkatan tingkat literasi sebesar 10 persen saja dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja sebesar 1,5 persen. Di sisi lain, literasi juga berkontribusi pada peningkatan kesetaraan gender, karena perempuan yang melek huruf lebih cenderung memiliki pendapatan yang lebih tinggi dan memberikan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak mereka.
BACA JUGA:Mengokohkan Industri Kelapa Sawit, Mengakselerasi Transisi Energi
Meningkatkan literasi dasar bukan hanya tugas pendidikan, tetapi juga prioritas pembangunan nasional. Dengan menerapkan kebijakan berbasis bukti, seperti pengajaran fonik sistematis, penilaian berkala, dan pelatihan guru, Indonesia dapat memperbaiki sistem pendidikannya untuk menghasilkan generasi yang lebih kompeten. Literasi adalah kunci untuk membuka potensi manusia dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di masa depan. (ant)
Oleh: Dr.Aswin Rivai,SE.,MM, Dosen FEB-UPN Veteran Jakarta