Pandangan WHO tentang Pemanis Buatan, Pahami Risiko yang Mengintai
Mengganti minuman manis bergula dengan minuman manis rendah atau tanpa kalori dapat menyebabkan penurunan berat badan. -ANTARA/Sizuka.-
BELITONGEKSPRES.COM - Pemanis buatan, pengganti gula yang banyak digunakan dalam produk seperti soda diet, roti iris, dan yoghurt rendah gula, telah menjadi sorotan dalam perdebatan kesehatan.
Pemanis buatan mencakup berbagai zat yang rasanya manis namun tidak mengandung kalori seperti gula. Beberapa di antaranya bahkan bisa ratusan hingga ribuan kali lebih manis daripada gula, sehingga hanya diperlukan dalam jumlah kecil.
Menurut Maya Vadiveloo, profesor madya gizi di Universitas Rhode Island, ada beberapa bukti bahwa mengonsumsi minuman manis versi diet dapat membantu menurunkan sedikit berat badan, asalkan tidak mengonsumsi lebih banyak kalori dari sumber lain.
Dalam tinjauan tahun 2022 terhadap 12 uji klinis acak yang sebagian besar berlangsung enam bulan atau kurang, ditemukan bahwa mengganti minuman manis bergula dengan minuman rendah atau tanpa kalori bisa menyebabkan penurunan berat badan sekitar dua hingga tiga pon pada orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas dan memiliki risiko diabetes.
BACA JUGA:5 Olahraga Terbaik untuk Mengecilkan Paha dengan Cepat dan Aman
BACA JUGA:Penyakit Jantung Sumbang 31 Persen Kematian Global, Ini 6 Faktor Utama Pemicunya
Namun, penelitian jangka panjang tentang pemanis buatan tidak menemukan manfaat penurunan berat badan yang signifikan dan bahkan menunjukkan beberapa risiko kesehatan.
Pada tahun 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar orang menghindari penggunaan pemanis buatan untuk pengendalian berat badan atau tujuan kesehatan lainnya.
WHO menyebutkan adanya risiko lebih besar terhadap masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, obesitas, dan kematian dini terkait dengan konsumsi pemanis buatan seperti eritritol dan xylitol, yang juga dikaitkan dengan risiko serangan jantung dan stroke yang lebih besar.
Dr. Eran Elinav, seorang imunolog dan peneliti mikrobioma di Institut Sains Weizmann di Israel, menyatakan bahwa meskipun masih belum jelas apakah semua pemanis buatan berbahaya atau jika beberapa lebih aman daripada yang lain, terlalu banyak gula jelas berbahaya bagi kesehatan.
BACA JUGA:Dokter Ungkap Wanita Lebih Rentan Terhadap Kanker Tiroid, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Dokter Ingatkan Bahaya Bedak Tabur untuk Bayi Baru Lahir, Sebabkan Sulit Bernapas
Penelitian mengaitkan konsumsi gula berlebihan dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan obesitas. Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan agar wanita mengonsumsi tidak lebih dari 25 gram gula per hari dan pria tidak lebih dari 36 gram per hari.
Untuk mengurangi konsumsi soda biasa atau soda diet, disarankan mencoba minuman bersoda yang dimaniskan dengan sedikit jus buah, atau mengganti yoghurt manis dengan yoghurt tawar yang diberi tambahan buah dan sedikit madu. (ant)