PHK Dampak Korupsi Timah, 600 Karyawan Smelter Jadi Pengangguran Baru

Ilustrasi, Smelter timah--

"Ada beberapa yang di-PHK, meskipun belum dalam jumlah besar, tetapi pada dasarnya smelter tidak beroperasi, yang berarti beberapa pegawainya telah dirumahkan," kata Elius kepada Babel Pos baru-baru ini.

Elius mengakui bahwa sekitar ratusan karyawan sudah dirumahkan akibat tidak beroperasinya smelter ini. "Lebih kurang begitu, karena sementara waktu tidak beroperasi. Mereka melaporkan PHK, tetapi untuk yang dirumahkan, mereka masih dalam prinsipnya bekerja," tandasnya.

Sementara itu, pihak smelter sendiri mengakui bahwa sebelumnya mereka menerapkan kebijakan PHK. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka akhirnya menyadari perkembangan yang terjadi, sehingga PHK pun tidak bisa dihindari.

"Kami tetap berusaha untuk memenuhi hak-hak karyawan sesuai dengan peraturan yang berlaku," ujar seorang staf perusahaan smelter dengan hati-hati saat dikonfirmasi Harian Babel Pos.

Bagaimana dengan asal-usul pekerja? Apakah banyak dari luar daerah atau dari Babel? "Banyak dari Babel, bahkan dari sekitar sini. Kami tidak melakukan PHK secara menyeluruh, hanya sekitar 70% saja, sementara yang tersisa adalah satpam dan penjaga malam," ungkapnya.

BACA JUGA:Karyawan Swasta Nekat Menjadi Pengedar Sabu, Baru Keluar Penjara Kasus Serupa

BACA JUGA:Wakapolda Babel Dorong Penanganan Kasus Timah, Polisi Tetap Netral dan Profesional

Baru Informasi Lisan

Terpisah, kepada bidang (Kabid) Pengawasan Tenaga Kerja Disnaker Babel, Agus Afandi mengakui telah menerima informasi lisan mengenai gelombang PHK yang dialami oleh beberapa smelter timah.

Beberapa smelter timah sedang menghadapi masalah hukum dugaan kasus korupsi timah memang melaporkan demikian. "Kita sudah menerima informasi lisan, tetapi belum ada laporan resmi," kata kepada Babel Pos.

Meskipun kondisi ini mengkhawatirkan, tampaknya tidak dapat dihindari. "Kita hanya berharap agar semua berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada," tandas Agus Afandi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan