KTT G20 Beserta Diplomasi Indonesia
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pidato pada sesi kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, Sabtu (22/11/2025)-Mentari Dwi Gayati-ANTARA
BACA JUGA:Membeli Status Berkelas dari Baju Bekas
Program MBG telah membawa efek ganda, seperti penggunaan bahan baku lokal dan pemberdayaan petani serta peternak sebagai pemasok.
Di G20, Wapres Gibran juga menyinggung konflik di berbagai belahan dunia, termasuk di Gaza, Palestina, dan mengajak para pemimpin dunia untuk tidak menormalisasi penderitaan manusia yang sebenarnya dapat dicegah.
Bencana yang terjadi, saat ini, bukan hanya bencana alam, namun banyak bencana lainnya yang merupakan akibat dari tindakan manusia.
Kondisi ini dapat kita lihat di Gaza, Ukraina, Sudan, dan Sahel, serta banyak wilayah lainnya, di mana konflik telah meruntuhkan rumah-rumah, merampas harapan dan mata pencaharian masyarakat.
Tragedi dan bencana kemanusiaan mengingatkan kita semua untuk menempatkan rasa kemanusiaan di jantung tata kelola global. Pemimpin dunia tidak boleh membiarkan penderitaan manusia itu menjadi sebuah normal baru.
BACA JUGA:Perjalanan Panjang Bilqis di Lingkaran TPPO Bermodus Adopsi
Bilateral MIKTA
Di sela-sela KTT G20, Wapres Gibran menghadiri pertemuan forum kerja sama lima negara berkekuatan menengah MIKTA yang beranggotakan Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia, hingga pertemuan bilateral dengan sejumlah negara mitra.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan dalam pertemuan MIKTA, pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi kepada Korea Selatan yang memegang keketuaan pada 2025.
Airlangga menjelaskan Gibran juga melakukan pertemuan bilateral pull aside meeting, di antaranya dengan PM Ethiopia, PM Vietnam, Presiden Angola yang juga Ketua Uni Afrika, Presiden Finlandia, Direktur Jenderal Ogranisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan Sekretaris Jenderal Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD).
Airlangga mengatakan Ethiopia membutuhkan dukungan Indonesia dari sektor agrikultur, terutama kelapa sawit.
Dari pertemuan itu, disebutkan bahwa Presiden Angola Joao Manuel Goncalves Lourenco dan PM Ethiopia Abiy Ahmed Ali berencana ke Indonesia untuk bertemu Presiden Prabowo pada 2026.
BACA JUGA:Sinergi Dua Arah Reformasi Polri Menuju Kepercayaan Publik
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Natsir menyampaikan bahwa dari total enam pertemuan bilateral yang dilakukan Indonesia di sela-sela KTT G20, pertemuan-pertemuan tersebut secara umum membahas dorongan untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang ekonomi.
Wamenlu menyoroti keinginan Republik Angola kepada Indonesia untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertanian, terutama untuk komoditas perkebunan, seperti kopi dan cokelat.