Mendikdasmen Pastikan Keberlangsungan Pembelajaran Pascabencana Banjir dan Longsor
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di Jakarta pada Sabtu (6/12/2025) memastikan Pemerintah bergerak cepat untuk menjamin kelangsungan proses belajar mengajar bagi peserta didik yang sekolahnya terdampak banjir dan longsor di sejuml-Humas Kemendikdasmen-ANTARA/HO
BELITONGEKSPRES.COM - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memastikan keberlangsungan proses belajar mengajar di sekolah-sekolah yang terdampak banjir dan longsor. Pemerintah menekankan keselamatan siswa dan keberlangsungan pendidikan menjadi prioritas utama, dengan kebijakan pembelajaran darurat disesuaikan berdasarkan kondisi masing-masing daerah.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyatakan kebijakan pembelajaran darurat diserahkan kepada pemerintah daerah sesuai kondisi masing-masing wilayah. Pelaksanaan pembelajaran dan Ujian Akhir Semester (UAS) akan diatur oleh dinas pendidikan provinsi maupun kabupaten/kota yang lebih memahami situasi lokal.
Untuk mendukung keberlangsungan pembelajaran, Kemendikdasmen menyiapkan kombinasi metode luring, daring, dan tenda kelas. Penyesuaian jadwal kegiatan belajar mengajar serta pembelajaran bergiliran antara sesi pagi dan siang diterapkan di sekolah yang sebagian ruangannya masih bisa digunakan. Contohnya, di SMA Negeri 1 Batang dari 21 ruang kelas, 15 ruang masih dapat dipakai.
Sekolah dengan kerusakan berat akan menerima 25 tenda darurat. Selain itu, pembelajaran daring menjadi alternatif sementara, dan beberapa sekolah meliburkan siswa demi keselamatan.
BACA JUGA:Antisipasi Banjir dan Angin Kencang, BPBD Babel Siaga Bencana Gabungan
BACA JUGA:Satgas PKH Mulai Selidiki Kerusakan Hutan Pemicu Banjir dan Longsor di Sumatera
Mengenai UAS, pemerintah daerah diberikan fleksibilitas penuh. Tidak ada arahan penundaan seragam karena dinas pendidikan setempat paling memahami kesiapan sekolah dan kondisi peserta didik.
Untuk perbaikan fasilitas, bantuan awal Rp10–25 juta per sekolah telah disiapkan sesuai tingkat kerusakan. Data rinci kerusakan sedang dikumpulkan bersama dinas pendidikan dan UPT Kemendikdasmen sebagai dasar prioritas rehabilitasi pada anggaran 2026.
Dukungan tambahan termasuk Bantuan Operasional Tanggap Darurat Rp6,4 miliar, santunan bagi murid dan guru yang meninggal atau dirawat Rp293 juta, 10.000 paket perlengkapan sekolah, serta 74 tenda sekolah darurat. Semua upaya ini bertujuan mempercepat pemulihan dan memastikan hak pendidikan anak tetap terpenuhi. (ant)