Baca Koran belitongekspres Online - Belitong Ekspres

Perjalanan Panjang Bilqis di Lingkaran TPPO Bermodus Adopsi

Anak korban Bilqis (tengah) didampingi ibunya Fitriani Syafril (kiri) dan ayahnya Dwi Nurmas (kanan) mengajaknya bermain di ruang tamu rumahnya seusai tim UPDT PPA memberikan konseling awal trauma healing di Jalam Pelita II, Makassar, Sulawesi Selatan-Darwin Fatir-ANTARA

Bilqis asyik menggoreskan pensil warna, mewarnai gambar-gambar lucu pada lembaran kertas yang dibawa tim psikolog dari UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) Pemerintah Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Mengenakan baju kaus kuning, bocah berusia empat tahun ini terlihat riang. Sesekali tertawa lepas ketika psikolog mengajaknya bermain sambil mewarnai gambar. Ia kadang memeluk ayahnya, Dwi Nurmas, yang duduk berdekatan sambil berbincang dengan psikolog anak yang sedang melaksanakan assesmen.

Bilqis, anak kelima dari lima bersaudara pasangan Fitriani Syafril-Dwi Nurmas ini viral di media sosial hingga menjadi perbincangan publik setelah dikabarkan di culik hingga hilang sepekan dan diduga diperdagangkan jaringan pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Langkah trauma healing terhadap Bilqis dijalankan tim psikolog selama hampir dua jam, walau duduk melantai saling berhimpitan di dalam ruang tamu rumah petak berukuran 5x10 yang ditempati keluarga Bilqis di Jalan Pelita Raya 2, Lorong 3 Nomor 10, Kelurahan Rappocini, Kecamatan Rappocini.

BACA JUGA:Sinergi Dua Arah Reformasi Polri Menuju Kepercayaan Publik

"Kami di sini datang untuk penanganan trauma healing. Jadi, lebih kepada pendekatan anak jangan sampai ada trauma dan sebagainya," ucap Kepala Dinas DP3A Makassar, Ita Isdiana Anwar, seusai konseling awal.

Kondisi psikologis Bilqis sejauh ini, kata psikolog dari Puspaga Mursidah Yusuf, yang ikut mendampingi, sudah membaik.

"Ia nampak ceria bahkan bisa diajak bermain. Walau demikian, belum dapat digali cerita dialaminya. Keterangan orang tua, ada sedikit perubahan pada perilaku anaknya, agak lebih agresif," kata Mursidah.

Fitriani Syafril menyebut anaknya memang periang dan lincah. Tidak akrab dengan orang lain, tapi kalau sudah mengenalnya mudah beradaptasi. Lokasi bermainnya di sekitar rumah bersama tante juga sepupunya.

"Kami sangat bersyukur Bilqis selamat, sehat dan berkumpul bersama keluarga. Terima kasih buat semua orang-orang membantu kami, keluarga, media sosial, wartawan, terutama kepolisian. Dari kejadian ini pengawasan ketat kami lakukan, jangan sampai kejadian berulang," katanya.

BACA JUGA:AI yang Haus: Krisis Air di Balik Revolusi Digital

Kasus Bilqis berawal saat ayahnya sedang bermain Tenis di Lapangan Taman Pakui, Kompleks Dinas Prasana Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Pemprov Sulsel pada Minggu 2 Oktober 2025. Bilqis yang sedang bermain di pinggir lapangan, didekati dua anak lain dan mengajaknya bermain, lalu keluar dari area lapangan.

"Waktu itu saya lihat masih main di pinggir lapangan, tapi setelah beberapa saat sudah hilang. Saya coba cari-cari, panggil namanya berkali-kali tidak menyahut, memang waktu itu ramai orang," tutur Dwi Nurmas.

Ia pun mengelilingi Taman Pakui --publik space tempat berolahraga di Jalan Andi Pangeran Pettarani-- mencari Bilqis,. Namun tidak menemukan putrinya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan