Hujan Ekstrem Ancam 11 Wilayah di Indonesia, BMKG Paparkan Potensi Risiko Hidrometeorologi
Foto udara pengendara melintasi jalan nasional Medan-Banda Aceh yang terendam banjir di Desa Peuribu, Arongan Lambalek, Kamis (27/11/2025)--(Antara)
BELITONGEKSPRES.COM - BMKG memperingatkan adanya peningkatan risiko hidrometeorologi yang dipicu cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia menjelang akhir Desember 2025 hingga awal Januari 2026.
Lembaga ini menegaskan bahwa rangkaian fenomena atmosfer aktif berpotensi memicu hujan ekstrem, angin kencang hingga bibit siklon di sejumlah daerah.
Pihak BMKG menjelaskan bahwa pada periode minggu kedua Desember hingga awal Januari, Asia Monsun akan berada dalam fase aktif dan meningkatkan curah hujan harian di sebagian besar wilayah Indonesia.
Kondisi ini diperkuat oleh munculnya beberapa fenomena atmosfer global seperti Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Rossby Ekuator yang sering menjadi pemicu hujan lebat berkala.
BACA JUGA:Antisipasi Banjir dan Angin Kencang, BPBD Babel Siaga Bencana Gabungan
Selain itu, intrusi seruak dingin dari Siberia diprediksi ikut memperkuat intensitas hujan di kawasan barat dan tengah Indonesia. Di sisi lain, potensi tumbuhnya bibit siklon di selatan Indonesia menambah kompleksitas ancaman cuaca ekstrem pada periode ini.
BMKG mengidentifikasi 11 wilayah yang patut waspada terhadap pembentukan bibit siklon. Wilayah tersebut mencakup Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa-Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua bagian Selatan hingga Papua bagian Tengah.
Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani menyatakan bahwa tren kejadian bencana hidrometeorologi menunjukkan peningkatan signifikan selama beberapa tahun terakhir.
Menurutnya, hujan ekstrem dan angin kencang masih menjadi bencana yang paling sering muncul, disertai fenomena lain seperti petir yang merusak, hujan es, puting beliung, serta gangguan jarak pandang yang berdampak pada lalu lintas udara dan operasional pelayanan.
BACA JUGA:Satgas PKH Mulai Selidiki Kerusakan Hutan Pemicu Banjir dan Longsor di Sumatera
“Trennya terus naik. Jawa Barat memimpin frekuensi kejadian hujan ekstrem dan angin kencang, disusul Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,” ujar Faisal dalam pernyataan resminya, dikutip dari laman BMKG, Sabtu (6/12/2025).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika juga memetakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan tinggi hingga sangat tinggi, yakni dalam rentang 300 hingga 500 milimeter per bulan.
Kondisi ini diprediksi terjadi mulai 28 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026 dan mencakup seluruh Pulau Jawa, Bali, NTT, NTB, sebagian Sulawesi Selatan, serta Papua bagian Selatan.
Selain hujan ekstrem, masyarakat pesisir di Jakarta, Banten, dan sebagian Pantai Utara Jawa Barat diminta mewaspadai potensi banjir rob.