TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.COM - Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Beliadi memberikan saran penting kepada PJ Gubernur dalam melakukan rotasi pejabat aparatur sipil (ASN) di wilayah tersebut.
Saran itu disampaikan Beliadi karena mendapatkan informasi akan adanya rotasi pejabat eselon II dan III di Babel. "Melihat kinerja eselon II dan III, saya meminta kepada Pj agar memberdayakan ASN yang inovatif dan kreatif serta pro rakyat," kata Beliadi, Kamis 18 Juli 2024.
Menurut Beliadi, hingga saat ini masih ditemui kepala dinas yang belum mengerti persoalan daerah. Terutama dinas yang bisa mencetak Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta yang sifatnya memberi pelayanan pada masyarakat.
"Mereka tidak paham, bahwa keuangan daerah itu bisa mengalami devisit besar-besaran, karena 65 persen PKB menjadi hak kabupaten, kota," ujar Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Belitung Timur (Beltim) itu.
BACA JUGA:Kecelakaan Motor Vs Mobil di Membalong, Pelajar SMP Meninggal Dunia
BACA JUGA:Masyarakat Belitung Dapat Bantuan 410 Bibit Buah Gratis, Program Baguk DKPP
Maka kata Beliadi, jika mereka tidak inovatif tentu akan berdampak dengan PAD Babel dan pelayanan masyarakat. Akibatnya keuangan Babel akan semakin menurun dan pelayanan makin buruk.
Apalagi, kata Beliadi, Pj Gubernur Babel dalam paripurna meminta seluruh dinas lebih kreatif dan inovatif dalam menggali sumber-sumber PAD. "Tapi aku lihat saat ini, kepala dinas masih belum mengerti," tukasnya.
Oleh karena itu, Beliadi menyarankan setelah proses lelang itu, PJ Gubernur Babel bisa memilih atau menunjuk kepala dinas yang mengerti cara menyehatkan keungan daerah, terutama menggali potensi sumber PAD yang baru dan sah.
Selain mengerti cara menggali potensi sumber PAD, kepala dinas harus bisa memperbaiki pelayanan masyarakat karena Pemprov Babel saat ini dinilai sangat tidak pro rakyat.
BACA JUGA:Firny Wakili Bangka Belitung di Pemilihan Putra Putri Budaya 2024
BACA JUGA:Dorong Percepatan ODF, Camat Sijuk Launching Program Gebrak Saja
"Nah, untuk kepala dinas yang tidak mengerti tata kelola keuangan daerah dan tidak mengerti cara mendapatkan sumber PAD. Apalagi tidak punya inovasi, mendingan dikursi panjangkan saja," tandas Beliadi.