Korupsi Timah Guncang Industri Sawit di Babel, 5000 Orang Terdampak

Minggu 05 May 2024 - 22:19 WIB
Editor : Yudiansyah

"Jangan sampai pasca penutupan dua pabrik ini, maka pabrik lain yang ada di Bangka Tengah maupun Bangka Selatan ikut menurunkan harga TBS, mengingat biaya pupuk dan lainnya sangat mahal," tandas Rendi.

Dampak Besar yang Disadari

Sementara itu, Johan Dr (c) Jhohan Adhi Ferdian, selaku Penasihat Hukum kedua dari dua pabrik kelapa sawit, mengakui bahwa keputusan ini akan memiliki dampak yang sangat luas.

"Dengan penuh pengertian, kami menyadari bahwa hal ini akan berdampak besar dan merugikan banyak pihak. Sebagai wakil dari CV. Mutiara Alam Lestari (MAL) & CV. Mutiara Hijau Lestari (MHL), kami dengan tulus meminta maaf dan memohon dukungan agar perusahaan dapat kembali beroperasi dengan lancar," katanya.

BACA JUGA:Polisi Tangkap 12 Tersangka Kasus Kejahatan di Basel, Salah Satunya di Bawah Umur

BACA JUGA:Warga Laporkan Dugaan Keterlibatan Mafia Tanah ke Kejari Pangkalpinang

Johan menjelaskan bahwa kedua perusahaan ini telah berperan aktif dalam memajukan perekonomian lokal dengan membeli dan mengelola Tanda Buah Segar (TBS), dan tidak terkait dengan dugaan kasus korupsi yang saat ini sedang ditangani oleh Kejaksaan Agung.

Perlu dicatat bahwa keduanya merupakan pabrik kelapa sawit yang berfokus pada sektor perkebunan, bukan pertambangan. "Saat ini, manajemen telah menghentikan pembelian dan operasional pabrik. Kami juga sedang berusaha memikirkan masa depan para karyawan pabrik dalam situasi ini," tandasnya.

Kategori :