BELITONGEKSPRES.COM, Kenaikan popularitas mobil listrik belakangan ini telah mendorong minat masyarakat untuk membelinya. Dukungan dari program pemerintah untuk fasilitas terkait kendaraan listrik juga menambah jumlah peminat, tidak hanya dari kalangan atas, tetapi juga menengah.
Seperti mobil konvensional, pemilik kendaraan listrik juga perlu mempertimbangkan asuransi mobil. Ini penting untuk melindungi kendaraan dari risiko tak terduga seperti kecelakaan dan kehilangan.
Namun, pemilik mobil listrik mungkin akan terkejut mengetahui bahwa biaya premi asuransinya lebih tinggi daripada mobil konvensional.
Bukan tanpa alasan, ada beberapa faktor yang membuat asuransi mobil listrik memiliki premi yang lebih tinggi. Berikut penjelasannya sesuai dengan informasi dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI):
1. Penggunaan Teknologi Terbilang Baru
Alasan utama mengapa premi asuransi mobil listrik lebih tinggi daripada mobil konvensional adalah karena teknologinya masih tergolong baru. Hal ini menyebabkan biaya perbaikan, terutama terkait dengan baterai yang digunakan, cenderung lebih tinggi.
BACA JUGA:Sri Mulyani Sebut APBN Catatkan Surplus Rp 8,1 Triliun pada Kuartal 1 2024
BACA JUGA:IDC Rilis Laporan Tren Pasar Smartphone Quartal Pertama 2024, Samsung Geser Posisi Apple
Berbeda dengan mobil konvensional yang telah ada di pasar Indonesia selama puluhan tahun, mobil listrik masih relatif baru. Sebagai hasilnya, bengkel resmi yang mampu menangani perbaikan mobil listrik masih jarang.
Pengalaman dan keahlian untuk memperbaiki mobil listrik juga masih terbatas, yang membuat biaya perbaikan menjadi lebih mahal.
Karena alasan ini, penyedia asuransi mobil listrik cenderung memasang premi yang lebih tinggi untuk mengantisipasi biaya perbaikan yang lebih mahal dan kekurangan bengkel yang dapat menangani mobil listrik.
2. Butuh Tenaga Ahli Berpengalaman untuk Perbaikan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, mobil listrik menggunakan teknologi mesin yang masih baru. Karena itu, keahlian montir atau teknisi yang bisa memperbaikinya masih terbatas. Jika pun tersedia, biaya perbaikan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan mobil konvensional.
Namun, ada kemungkinan bahwa di masa depan, jumlah bengkel yang mampu menangani mobil listrik akan meningkat seiring dengan meningkatnya minat terhadap jenis kendaraan tersebut.
Ketika hal ini terjadi, biaya perbaikan kemungkinan akan menjadi lebih terjangkau, yang pada gilirannya dapat memengaruhi besaran premi asuransi mobil listrik.