Makan Bergizi Gratis Harapan Baru bagi Anak Indonesia

Seorang siswa menyantap makanan saat uji coba program Makan Bergizi Gratis di SDN Sukasari 5, Kota Tangerang, Banten, Kamis (1/8/2024). -SULTHONY HASANUDDIN-ANTARA FOTO

Hasilnya, angka kelaparan di Brasil menurun drastis. Pada tahun 2003, 12 persen populasi Brasil atau setara 22 juta orang mengalami kelaparan, tetapi angka itu menurun lebih dari setengahnya menjadi hanya 10 juta pada akhir masa jabatan Lula.

Program ini juga meningkatkan partisipasi anak-anak di sekolah karena mereka mendapat makanan bergizi, dengan porsi makanan tergantung pada kondisi ekonomi daerah.

BACA JUGA:Memastikan Subsidi Energi Tepat Sasaran

Keberhasilan Lula diakui secara global. Pada 2010, ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pemberantasan Kelaparan oleh Badan Pangan PBB (WFP). Program Fome Zero menjadi model yang diadopsi di negara lain, terutama di Afrika, untuk mengatasi kelaparan dunia.

Laporan terbaru berdasarkan survei Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI ke Kota Rio de Janeiro, Brasil, pada 23 Juli, anggaran program makan siang ini melibatkan dana pusat dan negara bagian, dengan biaya per siswa sekitar BRL1,5 atau sekitar Rp4.400.

Sejumlah restoran dilibatkan untuk memproduksi 1.800 hingga 3.000 porsi makanan gratis untuk masyarakat miskin, lansia, dan penyandang disabilitas. Kemudian, untuk masyarakat umum lainnya dikenai biaya yang sangat terjangkau untuk satu porsi makanan.

Selain mengadopsi skema Brasil, Indonesia juga mempelajari program makan siang di sekolah di India, dikenal sebagai Mid-Day Meal Scheme, yang diluncurkan untuk mengatasi kekurangan gizi, mendukung pendidikan, dan mengurangi kelaparan di kalangan anak-anak.

Dimulai pada 1925 di Chennai, skema ini berkembang menjadi program nasional bernama PM Poshan Shakti Nirman (PM Poshan), yang menyediakan makan siang gratis di sekolah-sekolah negeri dan bantuan pemerintah.

BACA JUGA:Mempercepat Regenerasi Kepemimpinan Nasional Melalui Pilkada Serentak

Sejak 1995, program ini secara resmi diperluas melalui Program Nasional Dukungan Gizi untuk Pendidikan Dasar, bertujuan meningkatkan partisipasi, kehadiran, dan status gizi anak-anak.

Dalam perjalanan waktu, pemerintah setempat memperbarui aturan, seperti menyesuaikan kandungan gizi makanan hingga mencakup 700 kalori dan 20 gram protein per sajian. Selain itu, anggaran memasak pun ditingkatkan, memastikan kelancaran pelaksanaan.

Keunikan program ini dibanding negara lain adalah mandatnya berdasarkan Undang-Undang Ketahanan Pangan, yang menjadikan pemberian makan sebagai kewajiban hukum.

Program ini tidak hanya membantu meringankan beban ekonomi keluarga tetapi juga berdampak positif terhadap kesehatan, pendidikan, dan perkembangan generasi berikutnya.

Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan Hamdan Hamedan menyebut bahwa ragam studi di India menunjukkan Makan Bergizi Gratis bagi anak-anak dapat meningkatkan nilai siswa di bidang membaca hingga 18 persen dan matematika hingga 9 persen, termasuk peningkatan pertumbuhan anak dan pengurangan stunting di India.

BACA JUGA:Integritas Pilkada 2024 untuk Demokrasi Berkualitas

Implementasi di RI

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan