Menteri Luar Negeri Saudi Cari Solusi untuk Mengakhiri Kekerasan di Gaza
Menlu Retno Marsudi (kanan) berbincang dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Alsaud (kiri) di Gedung Kemenlu Jakarta, Selasa (7/6/2022). (ANTARA FOTO/HO/Humas Kemenlu/wpa/foc)--
BELITONGEKSPRES.COM - Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, melakukan serangkaian percakapan telepon dengan rekan-rekannya dari Turki, Mesir, Yordania, Bahrain, dan Gambia.
Tujuan utama dari percakapan ini adalah untuk mencari solusi bagi kekerasan yang sedang berlangsung di Gaza dan untuk memperkuat dukungan terhadap hak-hak warga Palestina.
Selama diskusi dengan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan, Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi, Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Al Zayani, dan Menteri Luar Negeri Gambia Mamadou Tangara, Pangeran Faisal bin Farhan membahas perkembangan terkini terkait konflik Palestina.
Fokus utama dari percakapan ini adalah pada upaya kolektif negara-negara Islam untuk memulihkan hak-hak sah Palestina dan rakyatnya, serta meningkatkan koordinasi internasional untuk mengakhiri kekerasan dan pelanggaran yang dilakukan oleh Israel.
BACA JUGA:Pengadilan Tinggi Brasil Larang Platform X, Denda untuk Pengguna VPN Mencapai Rp138 Juta
BACA JUGA:Pesawat C919 Pertama China Southern Airlines Akan Memulai Operasi pada September 2024
Pembentukan negara Palestina yang merdeka, aman, dan stabil juga menjadi topik utama dalam pembicaraan tersebut, dengan penekanan pada peningkatan dukungan Arab-Islam.
Sebelumnya, Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, juga berbicara melalui telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi.
Dalam percakapan tersebut, Pangeran Mohammed menekankan pentingnya memperkuat upaya untuk menghentikan serangan Israel dan mengatasi eskalasi kekerasan di Gaza serta Tepi Barat.
Sejak 7 Oktober tahun lalu, operasi militer Israel di Tepi Barat telah meningkat secara signifikan, sementara serangan oleh pemukim juga semakin intensif.
Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Palestina, kekerasan ini telah menyebabkan kematian 676 warga Palestina, termasuk 150 anak-anak, dengan lebih dari 5.400 orang terluka dan lebih dari 10.200 orang ditangkap. (ant)