Luasnya Peluang Ekspor Durian Indonesia

Pedagang durian menunggu pembeli di salah satu ruas jalan di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (2/4/2023). Durian yang berasal dari sejumlah daerah di Sulteng tersebut sebagian besar hanya bisa dijual di pasar lokal dan regional karena terkendala sertifikat k--

Sebagai produsen terbesar durian di dunia, volume ekspor durian Indonesia ternyata masih sangat rendah atau menempati peringkat ke-5 eksportir di Asia Tenggara.

Sebab, faktanya 90 persen produksi durian di tanah air digelontorkan untuk konsumsi domestik. Padahal peluang pasar ekspor masih terbuka lebar.

Ahli botani asal Inggris, Alfred Russel Wallace, menjuluki durian (Durio zibethinus) sebagai king of fruit alias raja buah. Kata zibethinus dalam bahasa Latin bermakna musang. Cita rasa daging buah durian yang merupakan perpaduan legit, manis, dan sedikit pahit menjadi salah satu alasan julukan itu.

Banyak orang jatuh hati pada rasa yang unik. Itulah sebabnya konsumsi per kapita daging durian cenderung meningkat.

Menurut Badan Pusat Statistik, konsumsi daging buah durian pada 2023 mencapai 1,031 kg per kapita per tahun. Bahkan konsumsi melonjak pada 2020 hingga 2,372 kg per kapita per tahun. Bandingkan dengan 4 tahun sebelumnya yang hanya 1 kg per kapita.

Artinya, konsumsi durian rata-rata meningkat sekitar 20 persen per tahun. Lonjakan persentase itu kian besar jika membandingkan dengan dekade sebelumnya.

BACA JUGA:Mewujudkan Layanan Haji Ramah Lansia

Sekadar contoh, pada 2005 setiap orang mengonsumsi 0,21 kg durian. Konsumsi meningkat menjadi 0,78 kg (2006) dan 1,92 kg (2007). Hal itu menggambarkan banyak orang menggemari daging buah durian.

Pasar ekspor

Dr. Mohamad Reza Tirtawinata, M.S. dari Yayasan Durian Nusantara menyampaikan survei sederhana. Hasilnya, 52 persen masyarakat menyukai durian terutama jika gratis, 28 persen penggemar sejati meski harga mahal, 8 persen maniak, dan hanya 12 persen yang membenci durian karena beraroma kuat.

Konsumsi durian yang cenderung meningkat menjadi peluang para pekebun untuk mengisi potensi pasar.

Apalagi Indonesia merupakan produsen terbesar durian di kawasan Asia Tenggara. Menurut Reza pada 2022 Indonesia memproduksi 1.370.000 ton durian.

Produsen terbesar durian di Asia Tenggara berarti juga terbesar di dunia. Di luar kawasan Asia Tenggara, seperti Afrika atau Amerika Latin, tidak ada sentra durian yang menonjol.

“Masalahnya, 85 persen durian kita tumbuh alami,” ujar doktor pertanian alumnus Institut Pertanian Bogor itu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan