Hendrya Sylpana

Membangun Lumbung Padi untuk Petani Berdaulat

Membangun Lumbung Padi untuk Petani Berdaulat--

BACA JUGA:Sekali Lagi Tentang Urgensi Perpres

BACA JUGA:Rokok Murah Mengancam Generasi Emas Indonesia

Lumbung kolektif juga banyak dijumpai tumbuh atas dukungan fasilitasi program pengembangan lumbung di Desa Mandiri Pangan.

Lumbung kolektif dibangun dan diperuntukan bagi kelompok masyarakat desa yang dinilai rawan pangan. Anggota kelompok diberi bantuan berupa bangunan atau ruangan untuk lumbung pangan.

Mereka juga diberi modal untuk menabung dalam bentuk bahan pangan pada musim panen. Berikutnya mereka dibolehkan meminjam bahan pangan pada musim paceklik.

Menurut Rachmat, perkembangan lumbung kolektif kemudian berkembang secara beragam tergantung pimpinan lumbung dan intensitas pembinaan.

Pada beberapa kasus lumbung kolektif mengalami kemajuan ke arah lumbung modern dengan meningkatkan aktivitasnya tidak hanya simpan pinjam bahan pangan, namun berkembang menjadi bisnis dengan mengembangkan ragam kegiatan bisnis, seperti simpan pinjam modal usaha, usaha pengadaan sarana produksi, jual beli gabah/jagung, hingga usaha sewa dan jasa.

BACA JUGA:Menyemai Mimpi Siswa Sekolah Taruna Papua

BACA JUGA:Konstitusi Melindungi Kearifan Lokal Demi Anak Cucu Kita

Namun, harus diakui terdapat juga lumbung kolektif yang hanya bergerak ketika program bantuan berjalan.

Lumbung desa umumnya didirikan oleh masyarakat desa, kemudian mendapat bantuan dari pemerintah. Lumbung pangan desa juga ada yang dibangun atas inisiatif desa untuk mengatasi kerawanan pangan masyarakat desa.

Anggota lumbung adalah masyarakat desa, sehingga sumber modal lumbung desa berasal dari simpanan bahan pangan masyarakat desa dan bantuan desa. Lumbung desa meminjamkan kepada anggota masyarakat yang dinilai mengalami kerawanan pangan.

Lumbung kolektif dan lumbung desa yang telah beroperasi umumnya bergerak dalam peminjaman gabah dan pupuk.

Pengelola lumbung biasanya membuat aturan secara tidak tertulis seperti penentuan banyaknya peminjam dan volume yang dipinjam, jangka waktu dan imbalan peminjaman.

Pada komoditas padi, banyaknya peminjam dan volume yang dipinjam biasanya tidak secara jelas dinyatakan, tetapi disesuaikan dengan jumlah stok yang dapat dipinjamkan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan