RSUD Muhammad Zein Tambah 3 Mesin Hemodialisa, Tapi Pasien Masih Belum Tertangani Maksimal
Direktur RSUD Muhammad Zein, dr. Vonny Primasari menunjukkan mesin hemodialisa, Kamis (15/5/2025)-Muchlis Ilham/BE-
MANGGAR, BELITONGEKSPRES.COM - RSUD Muhammad Zein terus berupaya meningkatkan layanan cuci darah atau hemodialisa bagi pasien gagal ginjal di wilayah Belitung Timur (Beltim).
Direktur RSUD Muhammad Zein, dr. Vonny Primasari, mengungkapkan bahwa pihaknya baru saja menerima tiga unit mesin hemodialisa tambahan.
“Penambahan mesin hemodialisa kemarin sudah datang tiga unit. Dua unit reguler dan satu khusus untuk pasien dengan infeksi hepatitis B, yang memang tidak boleh dicampur penggunaannya dengan pasien lain,” ujar dr. Vonny, Kamis (15/5/2025).
Meski sudah ada penambahan, pelayanan terhadap pasien belum bisa dikatakan maksimal. Menurut data RSUD Muhammad Zein, dari total pasien hemodialisa di antaranya 27 pasien sudah menjalani cuci darah dua kali seminggu.
BACA JUGA:Beltim Dukung Penuh Program Desa Cantik BPS, Dorong Pembangunan Berbasis Data
BACA JUGA:Dorong Promosi Batik Kater Khas Beltim, Dekranasda Babel Targetkan Pasar Internasional
Sedangkan 7 pasien masih mendapatkan layanan sekali seminggu dan 4 pasien belum mendapatkan layanan hemodialisa sama sekali.
“Dengan penambahan tiga mesin ini pun, tetap masih ada pasien yang hanya bisa satu kali seminggu. Tapi Alhamdulillah, masih bisa kita tangani,” jelas Vonny.
Tingkat kebutuhan layanan hemodialisa di Belitung Timur terus meningkat, dan RSUD Muhammad Zein masih memiliki daftar tunggu (waiting list) pasien yang belum bisa dilayani secara penuh.
Harapannya, di tahun-tahun mendatang akan ada lagi penambahan mesin hemodialisa agar seluruh pasien bisa ditangani dengan optimal.
BACA JUGA:Proses Pengunduran Diri 2 Pejabat, Bupati Beltim Pastikan Layanan Pemerintah Tetap Optimal
BACA JUGA:RSUD Muhammad Zein Beltim Renovasi Gedung Rawat Inap Sesuai Standar Baru BPJS
“Pasien dengan kebutuhan hemodialisa ini terus bertambah. Kami berharap ke depannya tidak perlu lagi merujuk pasien ke Tanjung Pandan, karena di sana juga sudah penuh. Bahkan ada pasien dari sana yang dirujuk ke sini saat RS Alma sempat tutup,” tambahnya.
Permintaan layanan hemodialisa di Kabupaten Belitung dan Belitung Timur tergolong tinggi, menandakan perlunya peningkatan fasilitas secara berkelanjutan di kedua wilayah tersebut.***