Tingkatkan Efektifitas Layanan: Kemenag Upayakan Tambahan Kuota Petugas Haji

Jamaah haji kloter JKG 63 antre mengambil air zam-zam di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Minggu (21/7/2024)-Sigid Kurniawan/wpa/aa.-ANTARA FOTO

BELITONGEKSPRES.COM - Kementerian Agama (Kemenag) terus mencari solusi untuk meningkatkan efektivitas layanan haji, terutama dengan mengupayakan tambahan kuota petugas. Dengan Indonesia sebagai negara dengan jumlah jamaah haji terbesar, kebutuhan tenaga pendamping semakin mendesak, terutama bagi jamaah lanjut usia yang memerlukan perhatian khusus.

Saat ini, Indonesia mendapat kuota haji sebanyak 221.000 orang, sementara jumlah petugas haji hanya 2.200 orang setara dengan 1 persen dari total kuota jamaah. Menurut Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin, angka ini masih jauh dari ideal.

"Kami terus berupaya agar kuota petugas ditambah, tetapi jika tidak memungkinkan, kami akan memaksimalkan jumlah yang ada," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Secara ideal, setiap kloter haji memerlukan lima orang petugas, terdiri dari ketua kloter, pembimbing ibadah, dua tenaga medis, dan satu dokter. Dengan jumlah kloter mencapai sekitar 500, setidaknya dibutuhkan 2.500 petugas, belum termasuk Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi.

BACA JUGA:Banyak Pasangan Nikah Siri, Anak Berisiko Tak Dapat Akses Bansos dan Hak Hukum

BACA JUGA:Ahok Akan Diperiksa Kejagung Terkait Kasus Dugaan Korupsi Minyak Mentah

Dalam rangka mengoptimalkan peran petugas, Kemenag bekerja sama dengan Lembaga Kajian Kurikulum dan Kebijakan Pendidikan (LK3P) Universitas Indonesia untuk melakukan analisis beban kerja. Hasil kajian menunjukkan bahwa dengan kuota petugas saat ini, masih dibutuhkan tambahan sekitar 1.000 orang agar pelayanan lebih maksimal.

Namun, tantangan utama dalam menambah jumlah petugas adalah kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang menetapkan kuota petugas hanya 1 persen dari total jamaah. Saudi juga tengah mengembangkan sistem layanan berbasis digital serta memberdayakan lebih banyak petugas lokal, yang membuat mereka menilai tidak diperlukan tambahan petugas dari negara pengirim.

Kemenag pun terus melakukan pendekatan agar pemerintah Saudi memahami kebutuhan khusus jamaah Indonesia yang memiliki karakteristik berbeda. Langkah-langkah strategis, termasuk optimalisasi kinerja petugas yang ada, menjadi fokus utama dalam menghadapi musim haji 1446 H/2025 M. (antara)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan