Di Balik Lahan Kering: Perjuangan Petani Ciayumajakuning Menjadi Lumbung Padi Nasional
![](https://belitongekspres.bacakoran.co/upload/784d9dfc2a5954998e7f01e663cd28d5.jpg)
Petani saat menanam benih padi gogo untuk pelaksanaan program agroforestri di Indramayu, Jawa Barat, Selasa 4 Februari 2025.--(ANTARA/Fathnur Rohman)
CIREBON - Panas terik menyelimuti Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada 4 Februari 2025. Mentari bersinar menyilaukan, sementara tanah kering berdebu meski belum retak.
Di tengah hamparan lahan itu, sekelompok petani berkumpul. Beberapa tersenyum, sementara lainnya menyeka keringat di pelipis.
Dengan caping dan cangkul, mereka sibuk membuat bedengan—gundukan tanah yang dipersiapkan untuk menanam benih. Langkah demi langkah, mereka menata masa depan pertanian, berharap Ciayumajakuning terus berkembang sebagai lumbung padi nasional.
Dengan cermat, para petani menggenggam benih padi gogo, lalu menaburkannya ke dalam lubang-lubang kecil di bedengan tanah yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Teknik yang mereka gunakan terbilang sederhana. Bedengan dibuat selebar 1–1,5 meter, lalu tanah dilubangi sedalam 2–3 sentimeter. Setiap lubang diisi 5 hingga 10 butir benih sebelum ditutup tanah dan disiram agar tetap lembap.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Akan Resmikan Bank Emas Pertama di Indonesia pada 26 Februari 2025
Apa yang dilakukan para petani di Desa Cikawung, Indramayu, bukan sekadar menanam padi. Mereka menjadi bagian dari strategi besar ketahanan pangan nasional melalui program agroforestri.
Lahan-lahan kering dan tak produktif disulap menjadi kawasan pertanian dengan komoditas unggulan, salah satunya padi gogo. Varietas ini dipilih karena mampu tumbuh dengan minim pasokan air, menjadikannya solusi untuk memanfaatkan lahan kering.
Langkah kecil ini mungkin belum langsung mengubah peta ketahanan pangan nasional. Namun, dengan konsistensi, dukungan pemerintah, dan kerja keras petani, Indramayu berpotensi menjadi lumbung pangan utama hasil agroforestri.
Penyangga Ketahanan Pangan
Kabupaten Indramayu menjadi salah satu daerah di Jawa Barat yang dipilih untuk penerapan program agroforestri pangan, hasil kolaborasi Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Kementerian Pertanian (Kementan).
Untuk mendukung pengembangan sistem ini, Pemerintah Kabupaten Indramayu telah menyiapkan sekitar 4.400 hektare lahan yang tersebar di Kecamatan Gantar, Kroya, dan Terisi.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, dalam kunjungannya ke Indramayu, menjelaskan bahwa sistem agroforestri memungkinkan lahan terdegradasi atau gundul kembali produktif. Caranya dengan menanam pohon hutan bersamaan dengan tanaman pangan seperti padi gogo dan jagung.