Di Balik Lahan Kering: Perjuangan Petani Ciayumajakuning Menjadi Lumbung Padi Nasional

Petani saat menanam benih padi gogo untuk pelaksanaan program agroforestri di Indramayu, Jawa Barat, Selasa 4 Februari 2025.--(ANTARA/Fathnur Rohman)
Program ini dilaksanakan di 42 titik, termasuk di Kuningan dan Cirebon, yang memungkinkan petani membeli pupuk nonsubsidi dengan harga lebih terjangkau.
Selain diskon, PT Pupuk Indonesia juga memiliki program lain untuk membantu petani di sejumlah daerah, termasuk menggelar rembuk tani.
BACA JUGA:Belitung Genjot Produksi Padi 2025, Strategi Optimasi Lahan Jadi Kunci
Officer Pendukung Penjualan Wilayah 1 Pupuk Indonesia Drikarsa menyampaikan bahwa program ini melibatkan para petani di daerah pelosok. Pihaknya mendengarkan berbagai kendala yang dihadapi petani, mulai dari akses hingga distribusi pupuk.
Dari forum tersebut, berbagai solusi diberikan agar subsidi pupuk benar-benar sesuai dengan kebutuhan petani.
Untuk memastikan subsidi tepat sasaran, lanjutnya, pupuk bersubsidi hanya diberikan kepada petani yang terdaftar dalam sistem e-RDKK, dengan batas lahan maksimal dua hektare.
Teknologi seperti aplikasi i-Pubers dan Distribution Planning and Control System (DPCS) digunakan untuk memantau distribusi secara real-time.
Drikarsa juga mengungkapkan bahwa pada 2024, Kabupaten Cirebon memperoleh peningkatan alokasi pupuk bersubsidi dari 1.711 ton menjadi 48.880 ton untuk 77.000 petani.
Dengan berbagai upaya tersebut, pihaknya optimis dapat meningkatkan efektivitas distribusi pupuk subsidi, serta membantu meringankan beban produksi petani kecil di Cirebon dan sekitarnya.
Sebagai penutup, langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan para petani di Ciayumajakuning menunjukkan bahwa kolaborasi dan inovasi adalah kunci utama dalam membangun ketahanan pangan nasional.
Program agroforestri yang diterapkan di Kabupaten Indramayu, bersama dengan teknologi terbaru untuk distribusi pupuk dan subsidi yang tepat sasaran, membuka peluang besar bagi Indonesia untuk kembali menjadi lumbung padi dunia.
BACA JUGA:Perpadi Diminta Bapanas Bantu Penyerapan Gabah Petani untuk Jaga Stabilitas Harga
Dengan dukungan berbagai pihak dan kerja keras para petani, khususnya di kawasan Ciayumajakuning, masa depan ketahanan pangan Indonesia terlihat lebih cerah. Walaupun tantangan cuaca ekstrem dan terbatasnya lahan tetap menjadi isu yang harus dihadapi, potensi besar dari lahan-lahan yang kini dioptimalkan untuk pertanian berkelanjutan memberikan harapan baru.
Seiring berjalannya waktu, program-program ini tidak hanya akan memperkuat sektor pertanian, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani, menjadikan mereka bagian dari transformasi besar dalam perekonomian Indonesia. (Fathnur Rohman/Antara)