Merek Mobil China Kuasai IIMS 2025, Apa Respon Mereka?

Pengunjung yang meramaikan anjungan dari Chery di IIMS 2025--(ANTARA/Chairul Rohman)

JAKARTA, BELITONGEKSPRES.COM – Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 menghadirkan suasana yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, merek otomotif asal China mendominasi lantai pameran di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, menunjukkan ekspansi besar mereka di industri otomotif Indonesia.

Jika sebelumnya pabrikan Jepang dan Korea Selatan lebih mendominasi pameran ini, kini tren berubah dengan semakin banyaknya jenama asal China yang berpartisipasi. Tercatat, ada 14 merek otomotif China yang ikut serta dalam ajang IIMS 2025, meningkat drastis dibandingkan tahun 2024 yang hanya diikuti kurang dari lima merek dari Negeri Tirai Bambu.

Fenomena ini menunjukkan bahwa merek-merek China semakin serius menggarap pasar otomotif Indonesia. Pada IIMS 2024, total ada 51 jenama otomotif yang tampil, terdiri dari 21 merek mobil dan 30 merek sepeda motor. Kini, dengan meningkatnya partisipasi merek China, persaingan di industri otomotif Tanah Air semakin ketat.

Bagaimana tanggapan para pemain lama terhadap kehadiran besar jenama China di IIMS 2025? Apakah mereka melihatnya sebagai ancaman atau justru peluang? Simak perkembangan lengkapnya dalam laporan terbaru dari IIMS 2025.

BACA JUGA:Pertamina Kokoh di Peringkat 32 Perusahaan Terbaik Asia Pasifik 2025, Ungguli Marubeni & Singapore Airlines

Pada tahun ini, pameran IIMS 2025 diikuti oleh 31 merek dari industri roda empat dan 25 merek dari segmen roda dua, dengan total exhibitor mencapai 56 jenama.

Meningkatnya jumlah merek otomotif asal China tentu menjadi tantangan bagi pemain lama seperti Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat yang sudah lebih dulu menguasai pasar Indonesia.

Merek-merek dari Negeri Tirai Bambu ini dikenal menawarkan berbagai fitur inovatif yang jarang ditemukan pada kendaraan buatan kompetitor, termasuk dari Jepang dan Korea Selatan.

Selain itu, jenama China juga berani bersaing dari segi harga, menawarkan kendaraan dengan banderol yang lebih terjangkau bagi konsumen Indonesia. Strategi ini membuat persaingan di industri otomotif Tanah Air semakin ketat dan menarik untuk disimak.

BACA JUGA:PLN Catat Pencapaian Positif, Gangguan Listrik Turun 24 Persen pada 2024

Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menyebut bahwa strategi harga yang diterapkan oleh merek-merek China membuka peluang lebih besar bagi segmen pasar menengah ke bawah untuk memiliki mobil baru.

Persaingan yang semakin ketat akibat kehadiran mobil-mobil China dapat memaksa pabrikan Jepang untuk menyesuaikan strategi harga mereka agar tetap kompetitif di pasar.

Desain Mobil China 

Dari segi desain, mobil-mobil asal China telah mengalami perubahan besar dibandingkan satu atau dua dekade lalu. Dulu, kendaraan China sering dipandang sebelah mata karena desainnya yang kurang menarik.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan