Efisiensi Anggaran, Distorsi, dan Prioritas Kebijakan

Ilustrasi miskomunikasi--Shutterstock

Ada yang mencengangkan ketika akun resmi Gerindra di sosial media mencuitkan tentang adanya gap antara arahan Presiden dengan pelaksanaan dalam konteks efisiensi anggaran tahun ini.

Pernyataan itu tentu saja mengundang tanda tanya besar terkait apakah ada hambatan dalam berkomunikasi atau berkoordinasi di jajaran birokrasi.

Ataukah ada kekeliruan dalam menerjemahkan instruksi, atau lebih memprihatinkan lagi adalah apakah ada ketidakpahaman akan dampak dari sebuah kebijakan.

Seperti permainan telepon kaleng atau Chinese Whispers, sebuah permainan di mana seseorang membisikkan pesan ke orang di sebelahnya, lalu pesan itu diteruskan secara berantai hingga orang terakhir. Ketika pesan sampai ke orang terakhir, isinya sering kali sudah berubah jauh dari pesan aslinya akibat salah dengar, kesalahan interpretasi, atau distorsi dalam komunikasi.

BACA JUGA:Paradoks Efisiensi Anggaran di Era Kabinet Merah Putih

Permainan itu sering digunakan sebagai ilustrasi bagaimana isi informasi dapat berubah secara signifikan saat disampaikan secara berjenjang, seperti dalam birokrasi, organisasi, atau penyebaran berita di masyarakat.

Boleh jadi itulah yang sedang terjadi, meski bisa saja ada kecenderungan di kalangan pelaksana untuk menafsirkan arahan sesuai dengan pemahaman mereka sendiri. Hal ini menciptakan interpretasi yang beragam, yang pada akhirnya menjauhkan implementasi dari tujuan awal.

Sebagai bangsa yang kaya akan kearifan lokal, bangsa ini seharusnya mampu menjembatani kesenjangan semacam itu.

Nilai-nilai gotong royong dan musyawarah yang menjadi dasar budaya bangsa dapat dijadikan landasan untuk memperkuat sinergi antara arahan dan pelaksanaan.

BACA JUGA:Infrastruktur Jaringan Gas & Reformasi Subsidi Energi

Penting bagi setiap elemen pemerintahan untuk kembali merenungkan makna dari setiap arahan yang diberikan.

Bukan sekadar menjalankan perintah, tetapi memahami inti dan tujuan dari kebijakan tersebut.

Dengan demikian, semua dapat memastikan bahwa setiap langkah yang diambil sejalan dengan visi yang telah ditetapkan.

Namun pernyataan Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi soal efisiensi anggaran sedikit banyak melegakan. Presiden Prabowo Subianto, kata Hasan, menerapkan konsep God is in the details sehingga sangat memperhatikan hingga hal-hal terkecil dalam memutuskan suatu kebijakan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan