Pemerintah Komitmen Penuhi Hak Dasar Anak Memperoleh Gizi Seimbang Lewat MBG

Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Prita Laura saat berdialog dengan siswa SDN 7 Subagan, Karangasem, Bali, terkait Program Makan Bergizi Gratis (MNG), dalam kunjungan kerjanya, Jumat (17/1/2025)-PCO-ANTARA/HO

BELITONGEKSPRES.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencerminkan komitmen pemerintah dalam memenuhi hak dasar anak-anak Indonesia untuk memperoleh gizi seimbang, sebagaimana diungkapkan oleh Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Prita Laura. 

Menurut Prita, program ini dirancang tidak hanya untuk mendukung pertumbuhan fisik anak tetapi juga untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

“Memenuhi kebutuhan makanan bergizi adalah bagian dari tanggung jawab negara untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak. Ini sejalan dengan Konvensi Hak Anak PBB tahun 1989, yang menekankan bahwa akses terhadap gizi seimbang merupakan salah satu hak dasar anak,” ujar Prita di Jakarta, Sabtu.

Ia menambahkan bahwa program serupa di tingkat global, seperti Healthy, Hunger-Free Kids Act yang ditandatangani Presiden Barack Obama pada 2010, menunjukkan dampak positif pada performa akademik siswa. Penelitian bahkan mengindikasikan bahwa menu makan sehat di sekolah dapat meningkatkan nilai ujian akhir, membuktikan kaitan langsung antara gizi dan kemampuan belajar.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Direncanakan Resmi Berkantor di IKN pada 2028

BACA JUGA:Polemik Pendanaan Program MBG: Pasha Ungu Kritik Penggunaan Dana Zakat

Dalam konteks Indonesia, Program MBG dirancang dengan standar gizi yang mengacu pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan prinsip Isi Piringku, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014. Menu makanan yang disediakan disesuaikan untuk memenuhi 20–25 persen AKG saat sarapan dan 30–35 persen AKG saat makan siang, dengan komposisi seimbang antara makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, dan buah.

“Yang membedakan program ini adalah penggunaan bahan baku lokal, seperti ikan tuna dari nelayan setempat serta sayuran dan buah dari kebun masyarakat sekitar. Selain mendukung gizi anak, ini juga menjadi cara untuk memberdayakan komunitas lokal,” jelas Prita.

Program ini juga diawasi oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memastikan bahwa bahan makanan yang digunakan memenuhi standar kesehatan. Dengan pendekatan ini, pemerintah optimistis Program MBG dapat mencetak generasi muda yang lebih sehat dan cerdas, sekaligus memperkuat ekonomi lokal.

“Program MBG bukan hanya solusi jangka pendek untuk meningkatkan kesehatan anak-anak, tetapi juga merupakan investasi strategis untuk menciptakan generasi emas Indonesia pada 2045,” tutup Prita optimis. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan