Kesehatan Tanah untuk Swasembada Pangan Indonesia

Seorang petani menyemprotkan pupuk di sawah miliknya di Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Jumat 6 Desember 2024--(ANTARA FOTO/Andry Denisah/foc)

Pertama, kesuburan tanah (soil fertility) untuk skala pedon dan lahan yang berperan untuk meningkatkan produktifitas lahan demi mendukung produktivitas tanaman.

Kedua, mutu tanah (soil quality) untuk skala regional yang berperan menyediakan ekosistem yang baik seperti air dan udara yang sehat.

Ketiga, kesehatan tanah (soil health) untuk skala nasional yaitu menyediakan kehidupan manusia yang sehat, meningkatkan keragaman hayati, hingga mitigasi iklim.

BACA JUGA:Merajut Kekuatan Menuju Kedaulatan Pangan Indonesia

Terakhir, ketahanan tanah (soil security) yaitu pada level global dengan menjadi basis kebijakan dunia untuk mewujudkan peradaban manusia yang sejahtera.

Tentu, dengan semakin meningkatnya tuntutan global terhadap kontribusi disiplin ilmu tanah, maka ilmuwan ilmu tanah di Indonesia juga tidak dapat lagi hanya berfokus pada sektor pertanian.

Ilmuwan ilmu tanah harus siap melayani kebutuhan ekosistem dan lingkungan yang lebih luas, mulai dari menyediakan air yang bersih hingga mendukung kehidupan manusia yang sehat.

Dalam konteks ini, upaya Bappenas menempatkan soil health sebagai dasar kebijakan untuk mewujudkan ketahanan pangan harus diapresiasi.

Upaya ini membutuhkan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, pemerintah daerah, hingga masyarakat sipil.

Penelitian dan pengembangan ilmu tanah perlu ditingkatkan, baik dari segi jumlah maupun kualitas.

Kolaborasi antara ilmuwan, praktisi, dan pengambil kebijakan menjadi kunci untuk memastikan bahwa soil health tidak hanya menjadi jargon, tetapi benar-benar diterapkan dalam kebijakan nasional.

Bappenas dapat mendorong penguatan penelitian tanah dan lahan dengan merekomendasikan agar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membuka Pusat Riset Sumberdaya Lahan Pertanian.

Selama ini peneliti tanah di BRIN terserak di berbagai pusat riset sehingga tidak critical mass tidak tercapai.

Critical mass adalah jumlah sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan anggaran yang paling minimal tersedia untuk menggerakkan riset dan inovasi di bidang ilmu tanah dan lahan secara nasional. Saat ini critical mass merupakan salah satu masalah fundamental yang perlu diatasi.

BACA JUGA:Warisan Budaya Urang Darat Belitong yang Terlupakan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan