Legenda Manis Dodol Agar dari Kampong Lalang, Warisan Budaya yang Terus Hidup di Beltim

Proses pembuatan Dodol Agar yang menjadi daya tarik utama dalam Festival Nepak Belulang di Desa Lalang, Manggar, Selasa 17 Desember 2024-Muchlis Ilham/BE-

MANGGAR, BELITONGEKSPRES.COM - Di desa kecil bernama Kampong Lalang, yang terletak di Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur (Beltim), hidup warisan kuliner kue manis yang melegenda, yaitu Dodol Agar.

Kudapan manis ini bukan hanya soal rasa, melainkan sebuah cerita tentang budaya dan kehangatan masyarakat Kampong Lalang. Dalam setiap pembuatan Dodol Agar, terkandung nilai kebersamaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Proses pembuatannya menjadi daya tarik utama dalam Festival Nepak Belulang 2024 digelar di Desa Lalang, Selasa 17 Desember 2024. Sebanyak 24 peserta workshop menyaksikan langsung keahlian para pembuat Dodol Agar.

Beberapa tangan cekatan sibuk mencampur bahan-bahan sederhana: dua bungkus agar-agar Swallow Powder, 1,5 kilogram gula pasir, dan lima gelas air putih. Meski terdengar mudah, proses memasaknya memerlukan kesabaran luar biasa.

BACA JUGA:Perangkat Desa Tanjung Kelumpang Jadi Tersangka Korupsi KUR Bank Sumsel Babel, Ini Perannya

Dengan penuh perhatian, mereka mempelajari teknik yang tampak sederhana tetapi memerlukan ketelitian tinggi. Mereka mengamati bagaimana adonan yang mengental sempurna dituangkan ke dalam nampan besar, kemudian dibiarkan hingga dingin sebelum dipotong.

"Kuncinya ada di pengadukan. Adonan harus diaduk tanpa henti. Kalau berhenti sebentar saja, bisa gosong atau tidak mengental dengan sempurna," ujar Mak Fit, yang mewarisi keahlian membuat Dodol Agar dari keluarganya.

Pada hari itu, Kampong Lalang bukan hanya berbagi resep, tetapi juga melestarikan warisan budaya. Sebab bagi masyarakatnya, Dodol Agar adalah bukti nyata bahwa tradisi dapat terus hidup meski zaman terus berubah.

Setelah adonan mengental, langkah berikutnya adalah menuangkannya ke dalam nampan besar atau wadah lainnya. Namun, proses belum selesai di situ.

BACA JUGA:84 Mahasiswa Dapat Beasiswa Berprestasi Dari Pemkab Beltim, Segini Besarannya

"Di tahap ini, kita harus bersabar lagi. Dodol harus dibiarkan dingin terlebih dahulu sebelum bisa dipotong dan dibungkus," jelas Mak Fit sang penjaga tradisi Dodol Agar.

Ia terus mengawasi adonan yang mulai mengeras, memastikan semuanya berjalan sempurna. Ketika Dodol Agar sudah dingin, proses terakhir adalah memotongnya menjadi ukuran kecil.

Potongan-potongan ini kemudian dibungkus dengan kertas warna-warni, memberikan sentuhan estetis yang membuat Dodol Agar tampak semakin menarik. Tak hanya digemari warga lokal, Dodol Agar Kampong Lalang juga menjadi oleh-oleh favorit wisatawan yang datang ke Kabupaten Beltim.

"Setiap orang yang datang ke sini pasti membawa pulang Dodol Agar. Rasanya berbeda dari dodol lainnya, manisnya pas, teksturnya kenyal tapi lembut," ujar Vila, seorang pedagang setempat yang telah bertahun-tahun menjual kudapan khas ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan