BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengungkapkan bahwa Perum Bulog akan mengalami transformasi menjadi badan otonom, sebuah langkah yang telah diputuskan dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto. Menurut Zulhas, keputusan tersebut merupakan hasil dari pertemuan resmi yang telah digelar beberapa waktu lalu.
"Rapat pertama mengenai transformasi Bulog telah dilaksanakan, dan ini sudah diputuskan dalam rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden," ujar Zulkifli setelah menghadiri Rapat Koordinasi Transformasi Bulog di Jakarta, Jumat.
Dalam pertemuan ini, Zulkifli didampingi oleh beberapa pejabat penting, termasuk Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri PPN Rachmat Pambudy, Menteri PAN RB Rini Widyantini, serta perwakilan dari kementerian dan badan terkait lainnya.
Zulkifli menegaskan bahwa perubahan tersebut bertujuan untuk menjadikan Bulog sebagai lembaga yang lebih kuat dan efektif dalam menjalankan peran vitalnya, yakni menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan nasional. Setelah transformasi, Bulog diharapkan dapat berfungsi lebih maksimal sebagai penyangga pasokan pangan dan stabilisator harga di tingkat nasional.
BACA JUGA:Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, Garuda Indonesia Umumkan Penurunan Harga Tiket Pesawat
"Setelah transformasi, Bulog akan menjadi lembaga yang sangat kuat, dengan dua mekanisme perubahan yang sedang dipertimbangkan, melalui perpres atau undang-undang," tambahnya. Zulhas juga berharap transformasi ini dapat berlangsung cepat, mengingat pentingnya peran Bulog dalam mendukung target swasembada pangan pada 2027.
Sebelumnya, Zulkifli menyampaikan bahwa rencana transformasi Bulog telah mendapatkan persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto dalam rapat internal. "Setelah mendapatkan izin dari Presiden, kami akan memulai pembahasan lebih lanjut mengenai transformasi lembaga Bulog," katanya.
Zulkifli juga menekankan bahwa transformasi ini penting agar Bulog bisa fokus pada tugas utamanya tanpa terhambat oleh perhitungan keuntungan dan kerugian seperti yang terjadi dalam struktur BUMN saat ini. Hal ini akan memungkinkan Bulog untuk lebih optimal dalam menyerap hasil pertanian, terutama gabah dan jagung, demi mendukung ketahanan pangan nasional. (ant)