BELITONGEKSPRES.COM - Bank Indonesia (BI) melaporkan perubahan signifikan dalam pola transaksi pembayaran selama Oktober 2024. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa transaksi menggunakan kartu ATM/Debit mengalami penurunan 11,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan total 558,8 juta transaksi.
Sebaliknya, adopsi teknologi pembayaran digital, seperti QRIS, terus menunjukkan pertumbuhan luar biasa.
Pengguna QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) meningkat hingga 183,9 persen (yoy), mencapai 54,1 juta pengguna dengan 34,7 juta merchant yang terhubung. Tren ini mencerminkan pergeseran preferensi konsumen ke metode pembayaran digital yang lebih mudah dan praktis.
Selain itu, transaksi kartu kredit tumbuh 19,6 persen (yoy), mencatatkan 39,7 juta transaksi, sementara sistem BI-FAST melonjak 59,3 persen (yoy) dengan volume mencapai 339 juta transaksi pada Oktober 2024.
BACA JUGA:PHRI Minta Pemerintah Tinjau Kembali Kenaikan PPN 12 Persen
BACA JUGA:Kenaikan PPN 12 Persen Dikhawatirkan Bikin Pasar Otomotif Indonesia Semakin Lesu
Di sektor perbankan digital, transaksi digital banking mencapai 1.960,8 juta, tumbuh 37,1 persen (yoy), sedangkan uang elektronik (UE) mencatat pertumbuhan 27 persen (yoy) dengan total 1.365,4 juta transaksi.
Dari segi nilai besar, transaksi BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) meningkat 21,13 persen (yoy), mencapai nominal Rp16.682,58 triliun. Perry Warjiyo menegaskan bahwa keberhasilan ini didukung oleh stabilitas sistem pembayaran nasional yang andal serta infrastruktur yang sehat.
"Stabilitas sistem pembayaran terus terjaga, didukung oleh kelancaran Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) yang stabil," jelas Perry.
Dalam pengelolaan uang Rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) juga meningkat 11,8 persen (yoy), mencapai Rp1.070,6 triliun pada akhir Oktober 2024.
Bank Indonesia menjamin ketersediaan uang tunai yang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
BACA JUGA:Kemendag Menargetkan Ekspor Indonesia Tumbuh 7 Persen untuk Capai Ekonomi 8 Persen di 2029
BACA JUGA:Redam Efek PPN 12 Persen, Celios Dorong Pemerintah Tingkatkan Upah Minimum dan Insentif Fiskal
"Kami terus memastikan uang Rupiah tersedia dalam jumlah cukup dan kualitas layak edar di seluruh wilayah NKRI, terutama untuk kebutuhan Nataru," imbuhhnya.
Data ini menegaskan bahwa transformasi ke arah ekonomi digital semakin nyata, dengan QRIS dan layanan digital banking menjadi primadona. Tren ini memberikan sinyal positif terhadap efisiensi dan inklusivitas sistem keuangan nasional. (jpc)